Pemprov Bali Sempat Nyatakan Kematian Babi di Bali Positif ASF namun Kini Justru Membantah
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali nampaknya mengalami kebimbangan alias plin plan dalam menentukan kematian ratusan babi di Bali.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali nampaknya mengalami kebimbangan alias plin plan dalam menentukan kematian ratusan babi di Bali.
Sempat menyatakan kematian babi akibat virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika, namun kini hal itu justru dibantah.
Kematian ratusan babi di Bali karena virus ASF sebelumnya dinyatakan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.
“Virus Flu Babi Afrika ada, dan itu sudah diantisipasi Dinas Pertanian kita dengan Balai Besar Veteriner Denpasar,” kata Sekda Dewa Indra usai kegiatan sosialisasi Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Rabu (5/2/2020) lalu.
• Di Tengah Isu ASF, Pemprov Bali Adakan Makan Daging Babi Bersama
• Waspada, Ini 3 Tips Agar Terhindar Dari Penipuan Vendor Maupun Wedding Organizer
• Partai Gerindra Memohon Maaf Pada Masyarakat Atas Penggerebekan PSK Yang Libatkan Andre Rosiade
Saat itu, Sekda Dewa Indra mengatakan, meski sudah positif ASF namun kematian babi di Bali tidak masuk dalam kategori zoonosis atau menular kepada manusia.
Virus itu, kata dia, berasal dari sisa makanan pesawat atau limbah yang berisi daging impor yang dijual dan biasanya dibeli peternak babi.
Senada dengan pernyataan Sekda Dewa Indra, waktu itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana juga mengatakan hal yang sama.
• Partai Gerindra Janji Usut Dugaan Anggota DPR Andre Rosiade Jebak PSK di Hotel
• Pembunuh Kedua Bagi Wanita Indonesia, Kenali Gejala Kanker Serviks, Keputihan Jadi Peringatan Dini
• Praktik Ningsih Tinampi Digeruduk Polisi dan Dinkes, Terungkap Pengobatan Sebenarnya
Dirinya juga mengatakan bahwa penyakit ASF ini tidak zoonosis atau tidak menular kepada manusia.
“Dia hanya menular kepada babi. Ke peternak lain tidak apalagi manusia,” kata Wisnuardhana.
Namun setelah sempat mengeluarkan pernyataan tersebut, Pemprov Bali kini justru menampik bahwa kematian babi disebabkan oleh virus ASF.
“Sampai saat ini mengenai virus ASF itu masih suspect, belum positif,” kata Sekda Dewa Indra pada saat acara makan daging babi bersama di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Jum’at (7/2/2020).
Hal itu, kata dia, karena Balai Veteriner Kelas I Denpasar sudah melakukan uji namun belum bisa memastikan.