Breaking News

Sambut Hari Raya Nyepi, Nyi Pelet Berdusta Rilis Lagu 'Pemuda 45', Sindir STT Malas ke Banjar

Nyi Pelet Berdusta kembali merilis single ketiga berjudul ‘Pemuda 45’, yang menyindir pemuda-pemudi STT malas ke banjar

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Noviana Windri
Konferensi pers Nyi Pelet Berdusta peluncuran lagu ketiga di WPP, Renon, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020). Sambut Hari Raya Nyepi, Nyi Pelet Berdusta Rilis Lagu 'Pemuda 45', Sindir STT Malas ke Banjar 

Sambut Hari Raya Nyepi, Nyi Pelet Berdusta Rilis Lagu 'Pemuda 45', Sindir STT Malas ke Banjar

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, BALI – Nyi Pelet Berdusta kembali merilis single ketiga berjudul ‘Pemuda 45’ di WPP, Renon, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020).

Nyi Pelet Berdusta digawangi tiga orang personel, yaitu Gus Indra (tabhu) pada Bass & Vocal, Kamardika (kloset) pada guitar, dan Murdi pada drum.

‘Pemuda 45’ ditulis oleh Kamardika yang menceritakan keluh kesah pemuda-pemudi Bali dalam menyambut Hari Pengerupukan (yen sing jak 4 jak 5 gen ngae ogoh-ogoh).

Lewat single ‘Pemuda 45’ ini, mereka juga menyindir para pemuda-pemudi STT yang malas dan kurangnya kesadaran akan tanggung jawab untuk datang ke banjar membantu membuat ogoh-ogoh.

“Kata Pemuda 45 ini sebenarnya adalah sindiran untuk teman-teman STT yang malas ke banjar. Dimana banyak STT yang lupa dan kurangnya kesadaran akan tanggung jawab untuk datang ke banjar. Ujung-ujungnya yang membuat ogoh-ogoh kalau tidak 4 orang, ya 5 orang saja,” jelas Gus Indra.

Single ‘Pemuda 45’ digarap sejak awal bulan Februari 2020 dan dibalut dengan music pop punk.

Tak hanya single, mereka juga siap meluncurkan video klip yang dipimpin langsung oleh Gus Indra dan didiproduseri Payu Visual dengan mengambil lokasi di Banjar Pande.

Video klip siap diluncurkan, Sabtu (15/2/2020) di BBQ Pork Ribs, Nusa Dua, Badung, Bali.

“Kami berharap lewat karya ini bisa jadi simalakama dan menyadarkan pemuda-pemudi yang malas datang ke banjar, dan membuat mereka mau datang ke banjar untuk membantu teman–temannya membuat ogoh-ogoh. Di video ini kami menempatkan sudut pandang karakter yang menjadi contoh tidak baik pada pergaulan di STT atau di banjar,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved