Babi Bangkung Wayan Kopi Mati Misterius & Ditandai Mulutnya Keluarkan Darah Busuk, Peternak Cemas

Teror matinya babi secara misterius masih menghantui para peternak babi di Bali.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
(ilustrasi) Dua babi milik Gede Eka yang masih hidup berada di sebelah kandang babi mati yang nampak kosong, Kamis (6/2/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Teror matinya babi secara misterius masih menghantui para peternak babi di Bali

Terbaru, kasus kematian babi yang misterius kembali muncul di Gianyar, Bali

Peristiwa inipun memantik kecemasan para peternak babi di Kabupaten Gianyar yang hingga kini masih belum jelas penyebab kematiannya. 

Sebab sampai saat ini belum ada solusi tepat, untuk mengindari celeng (babi) mati secara misterius.

Terbaru, seekor bangkung (indukan babi) yang siap beranak tiba-tiba mati di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Sabtu (16/2/2020).

Padahal pemilik bangkung (babi betina), I Wayan Kopi telah memastikan kandangnya tetap bersih.

Namun ajal tetap menjemput bangkungnya.

Ditemui Minggu (16/2/2020), I Wayan Suarka alias Wayan Kopi mengatakan, dirinya sangat terpukul dengan kematian bangkungnya secara misterius.

Padahal saat itu, bangkung tersebut tengah dalam kondisi mengandung.

“Matinya Sabtu, sekarang sudah dikubur. Ini pertama kalinya babi saya mati misterius, mudah-mudahan tidak lagi,” harapnya.

Kopi mengungkapkan, babinya yang mati misterius tersebut kondisinya sangat memperihatinkan.

Di mana babi tersebut mengeluarkan darah kental dari mulut. Selain itu, bau darah tersebut sangat busuk.

“Anehnya, padahal baru saja mati, tapi darah yang keluar dari mulutnya sangat busuk. Kemungkinan ada semacam virus yang merusak dari dalam tubuh,” ujarnya.

Sebelum babinya mati, Kopi mengatakan sejak beberapa hari babinya tersebut tidak mau makan. Dirinya pun sempat bingung mengatasi kondisi itu.

“Sejak tidak mau makan, saya sudah was-was kalau babi saya akan mati, tapi saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Padahal kebersihan kandang sudah terus dijaga,” ujarnya.

Pihaknya berharap pemerintah segera mencari solusi agar kondsi ini tidak terus berlanjut.

Mengingat babi merupakan salah satu penunjang perekonomian masyarakat.

“Kalau bisa, pemerintah segera carikan solusinya,” tandasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, I Made Raka saat dimintai solusi, apa yang harus dilakukan peternak saat babinya menunjukkan gejala kematian, seperti tidak enak makan.

Dia hanya meminta peternak agar menjaga kebersihan kandang, dan menyemprotkan disinfektan agar kandang steril dari bakteri atau virus.

“Kami sudah rutin turun ke masyarakat, mengimbau agar peternak menjaga kebersihan kandang,” ujarnya.

Terkait berapa saat ini jumlah babi yang mati misterius di Kabupaten Gianyar, Raka tidak merincinya.

Namun ia menegaskan jumlahnya relatif lebih sedikit dari kematian babi di kabupaten lain, seperti Tabanan.

“Untuk rincinya, itu Kabid yang tahu,” ujarnya.

Kabid Kesehatan Hewan, Masyarakat, Veteriner Distan Giannyar, Made Santiarka belum bisa dikonfirmasi lantaran handpohonenya tidak aktif.

Namun pekan lalu, ia mengungkapkan jumlah babi mati yang terdata secara resmi di Distan Gianyar sebanyak 79 ekor. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved