Sepiring Pride of Fire Hentak Twice Bar Kuta

Band Tour “Sepiring Pride of Fire: An Intercity Weekend Tour Session 2020'' dihelat di Twice Bar, Kuta, Bali, Sabtu (15/2/2020).

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
dok. ist.
Band Tour "Sepiring Pride of Fire: An Intercity Weekend Tour Session 2020" dihelat di Twice Bar, Kuta, Bali, Sabtu (15/2/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Scene underground Kota Malang, Jawa Timur, yang konon telah teridentifikasi sejak awal dekade ’90-an sampai kini masih aktif menggelar proyek kolaboratif dengan scene dari wilayah lain.

Terbaru, mereka melakukan Band Tour "Sepiring Pride of Fire: An Intercity Weekend Tour Session 2020" yang dihelat di Twice Bar, Kuta, Bali, Sabtu (15/2/2020).

Twice Bar sendiri merupakan venue ikonik dan bersejarah bagi scene underground di Bali laiknya KNPI Malang, Rossi Music Fatmawati Jakarta dan lain-lain.

Adapun line up Intercity Weekend Tour Session fase perdana ini menghadirkan tiga band hardcore/punk esensial dan ganas dari Kota Malang yakni Screaming Factor, Give Me A Chance dan Self Revolution.

Sepiring Pride of Fire sendiri merupakan akronim dari nomor-nomor anthemic dari ketiga delegasi ini yakni Sepiring Nasi dari Self Revolution, Pride of The City dari Give Me a Chance dan The Fire That Burns In My Heart dari Screaming Factor.

Kehadiran tiga band ganas ini terbukti mampu 'menyulut api' lantai dansa Twice Bar, membuat aktivitas di jalanan Buni Sari, Kuta, Bali malam itu menjadi hidup.

Penampilan dibuka oleh segerombolan anak bengal dari Kota Malang, Give me a Chance (G.M.A.C).

Kuartet hardcore pride ini pun memainkan nomor-nomor andalan mereka seperti Beware of Danger, Big Shot dan nomor lagu andalannya Pride of The City.

Penampilan kedua melibatkan segerombolan tukang onar Here's the Self Revolution yang menyenandungkan nomor-nomor anthemic mereka seperti Sepiring Nasi, Ayahmu Juga Punk, Nak!, Sablon Raimu, Drunken Master Jalanan dan ditutup Viva la Revolution.

Perform terakhir tentu saja diisi oleh para pria tua-tua keladi punggawa hardcore/punk andalan Kota Malang yakni Screaming Factor.

Malam itu mereka memainkan nomor-nomor andalan mereka terutama di album terbaru mereka End of Judgment seperti In The Name of Me, The Fire that Burns in My Heart, Existence hingga nomor-nomor lawas seperti Theres No Heaven in This World tentu saja.

Malam semakin larut, penampilan terakhir ditutup dengan perform kolaboratif ketiga band yang memainkan lagu anthemic para kawula muda di Malang yakni Equality milik Begundal Lowokwaru.

Begitu mendengar lagu ini, crowds kembali memuncak dan sing a long pun tak terhindarkan.

Manager Acara, Sudwiki Hendra Aryanto mengatakan kegiatan tour ini merupakan upaya untuk menjaga interaksi pada skala scene antar kota.

Selain sebagai upaya merekatkan jejaring dan komunikasi antar pelaku scene, kata dia tentunya juga berpeluang menyediakan akses pertukaran informasi, yang berguna bagi banyak pihak dalam berbagai hal.

"Selain itu tentu aktivitas ini juga sebagai wadah kami untuk menghidupi habitat yang kami senangi sekaligus bersenang-senang," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved