Tiga Band Hardcore dari Malang Gebrak Twice Bar Kuta, Bikin Lantai Dansa Bergetar

Aktivitas di jalanan Buni Sari, Kuta, sebagai lokasi bar ini menjadi lebih hidup dan lebih gahar di malam hari.

Editor: Huda Miftachul Huda
tribun bali/ rizal fanany
Aksi band asal Malang saat tampil di Twice Bar Kuta, Sabtu (16/2/2020). 

TRIBUN-BALI.COM-  Tiga band hardcore/punk esensial dan ganas dari Kota Malang yakni Screaming Factor, Give Me A Chance dan Self Revolution menggebrak lantai Twice Bar di Kuta, Sabtu (16/2/2020).

Kehadiran tiga band cadas ini terbukti mampu 'menyulut api' lantai dansa Twice Bar menjadi lebih bergetar.

Aktivitas di jalanan Buni Sari, Kuta, sebagai lokasi bar ini menjadi lebih hidup dan lebih gahar di malam hari.

Tiga band asal Malang ini banyak mendapat perhatian para penggemar.

Ini adalah bagian dari tour band asal Malang ini.

Scene underground Kota Malang, Jawa Timur, yang konon telah teridentifikasi sejak awal dekade ’90-an adalah salah satu kelompok yang sampai saat ini masih berupaya menggelar proyek kolaboratif dengan scene dari wilayah lain. 

Pertukaran berbagai informasi antar wilayah menjadi modal besar bagi setiap scene dalam membangun jejaring yang lebih luas. 

Begitu pula dengan scene di Kota Malang, yang melalui berbagai proyek telah dan masih menjalin hubungan dengan scene kota lain di Indonesia, salah satunya dengan scene Bali.

Upaya tersebut kemudian terlahir melalui Band Tour “Sepiring Pride of Fire: An Intercity Weekend Tour Session 2020'' yang dihelat di Twice Bar, Kuta, Bali, Sabtu (15/2/2020).

Twice Bar sendiri merupakan venue ikonik dan bersejarah bagi scene underground di Bali selaiknya KNPI Malang, Rossi Music Fatmawati Jakarta dan lain-lain.

Sepiring Pride of Fire sendiri merupakan akronim dari nomor-nomor anthemic dari ketiga delegasi ini, yakni Sepiring Nasi dari Self Revolution, Pride of The City dari Give Me a Chance dan The Fire That Burns In My Heart dari Screaming Factor.

Manager Acara, Sudwiki Hendra Aryanto mengatakan kegiatan tour ini merupakan upaya untuk menjaga interaksi pada skala scene antarkota.

Selain sebagai upaya merekatkan jejaring dan komunikasi antar pelaku scene, kata dia tentunya juga berpeluang menyediakan akses pertukaran informasi, yang berguna bagi banyak pihak dalam berbagai hal.

''Selain itu tentu aktivitas ini juga sebagai wadah kami menghidupi habitat yang kami senangi sekaligus bersenang-senang,'' ujarnya.

Band Profile :

1. Give Me A Chance [Hardcore]

Salah satu band dari scene hardcore kota Malang generasi ketiga, mengusung semangat kebersamaan yang meluap-luap dipadu dengan lincahnya musik oldschool hardcore.  

Berawal di medio 2006 hingga sekarang, mereka telah beberapa kali melakukan reshuffle, sampai akhirnya solid dengan komposisi Aan [vokal], Tamyiz [vokal], Yudho [gitar], Yogi [gitar], Arbi [bass], Rizky [drum].

Bercirikan mampu bermain cepat layaknya band punk hardcore pada umumnya, crowd yang rapat, sing-along dengan hentakan breakdown serta dipengaruhi oleh band-band

semacam Minor Threat, Sick of It All, Champion, Miles Away, H2O, Chain of Strength. 

Dengan peremajaan tersebut, GMAC sudah menelurkan sebuah promo kit berisi dua lagu yang cukup bisa membangunkan tidur panjang anda.

2. Screaming Factor [Hardcore] 

Mungkin Tuhan masih memberkati mereka yang telah eksis lebih dari satu dekade. Setelah mengalami rute karir yang panjang dengan sedikit kesempatan serta bongkar pasang personel.

Belum lagi didera transisi genetika sound dan evolusi musikal. 

Status yang musti disandang Screaming Factor dari dulu hingga sekarang tetap menjadi misteri.

Sampai mereka musti melepas album pada tahun lalu yang mendapatkan respon antusiasme cukup baik di skena Malang

Momentum pertama sudah terjadi, sekarang tinggal menunggu manuver berbahaya selanjutnya. And the fire still burns, to the next level! 

3. Self Revolution [Clockwork Punk] 

Apa yang melintas di pikiran Anda tentang sebuah band Oi, Punk yang gandrung teramat sangat pada karakter yang ada di film Clockwork Orange? Atau boleh diterbalikkan juga pemikiran anda tentang

Bagaimana bila seorang Alex sebegitu cintanya terhadap Punk dan segala geliatnya. 

Semua hal itu bisa didapatkan dalam satu paket komplit bernama Self Revolution. Salah satu unit Punk paling menarik dalam kemasan pertunjukannya, yang tidak bosan menyebarkan opini tentang bagaimana menjalani kehidupan ideal dengan jalan hidup yang telah mereka pilih.

Lewat karya mereka, Self Revolution mengajak kita untuk introspeksi dan mencintai keluarga dengan cara kita masing-masing. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved