Pemain Timnas Salah Oper Bola, Pelatih Shin Tae-yong Sebut Pemain Lebih Buruk Dibanding Anak SD
Kalian ini mengoper (bola) saja tidak bisa. Anak sekolah dasar saja bisa passing seperti ini.
Shin bersama semua anggota staf pelatih sangat serius memperhatikan gerakan pemain.
Mereka tidak segan memarahi pemain jika tidak melakukan gerakan dengan benar.
Latihan kiper, misalnya, berlangsung setengah jam lebih lama daripada para pemain di posisi lain.
Latihan kiper yang diikuti Andritany Ardhiyasa, Nadeo Arga Winata, Muhammad Riyandi, dan Muhammad Adi Satrio itu pun kaya variasi.
Sebagai contoh, pada latihan kemarin, para kiper harus melakukan gerakan melompati halang-rintang kecil yang dilanjutkan dengan menangkap bola datar, tinggi, ke kiri, ke kanan, ke depan, ataupun ke belakang.
Durasi setiap satu program latihan kiper itu berlangsung dua hingga tiga menit.
Akan tetapi, karena intensitasnya begitu tinggi, para kiper tampak sangat kewalahan.
Ada kiper yang tidak bisa bangun dengan tegar seusai berjibaku melakukan gerakan-gerakan itu.
Raut muka ceria seketika hilang dari wajah para kiper setiap kali selesai menjalani sesi latihan.
Pelatih kiper Kim Hae-won,sampai mengingatkan para kiper untuk coba tetap tersenyum walaupun lelah berlatih.
”Ayo, ke mana senyumnya? Serius sekali wajah kalian. Cobalah tetap senyum,” ucapnya seperti diterjemahkan Yoo.
Shin, yang turut memperhatikan latihan tersebut, tidak lupa mengingatkan para pemainnya agar lebih kuat menjalani semua latihan yang ada.
”Hey, gerakan kamu seperti kakek-kakek umur 60 tahun. Kamu, kan, masih muda. Ayo, lebih kuat,” teriak Shin sedikit menyindir.
Selama sesi latihan keras tersebut, Kim pun meminta para kiper tetap tidak lupa dengan dasar-dasar teknik penjaga gawang, seperti kuda-kuda kaki yang harus selalu seimbang, kuat, dan kokoh.
Tangkapan bola harus seaman mungkin, yaitu seperti didekap di dada seusai ditangkap dengan dua tangan melebar.