52 Kelompok tari di Denpasar Ikuti Festival Legong Lasem, Ibu dari Tarian Bali
Jika anak-anak sudah bisa menari Legong Lasem otomatis ia akan menjadi penari terbaik di sanggar ataupun di sekolahnya.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tiga orang anak menari di atas panggung dengan lincah.
Walaupun masih tergolong anak-anak, kelincahan dan kelenturan tubuh mereka tak kalah dengan penari profesional dalam mengikuti alunan gambelan Legong Keraton Lasem.
Gerakan tangan, kaki, dan mata mereka juga bergerak cepat bagaikan kilat.
Festival Legong Keraton Lasem kembali digelar dan kini memasuki pelaksanaan festival keenam.
• WIKI BALI - Tidak Hanya Jogging, Ini Berbagai Aktivitas yang Bisa Diakukan di Taman Kota Singaraja
• Berhubungan dengan Kesehatan, Hati-hati Jika Mimpi Menikah Lagi Bagi yang Telah Memiliki Pasangan
• 10 Cara Melatih Kesabaran Agar Hati Lebih Tenang
Tahun 2020, festival ini digelar di jaba pura Puri Agung Denpasar, Sabtu (22/2/2020) hingga Minggu (23/2/2020).
Festival ini merupakan kerja sama antara Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan Puri Agung Denpasar.
Tokoh Puri Agung Denpasar, AA Ngurah Wira Bima Wikrama mengatakan Peserta Lomba Legong Lasem ini sebanyak 52 kelompok, di mana setiap kelompok terdiri atas tiga orang penari.
Mereka dibagi ke dalam dua sesi yakni 24 kelompok tampil hari ini dan sisanya tampil esok.
• Beri Inspirasi Bisnis Anak Muda, Banyuwangi Gelar Seri Diskusi Bersama Stafsus Milenial Presiden
• 5 Cara Halus Menagih Utang Pada Teman
• Tinggi Kalori, Jangan Konsumsi Buah dan Sayur Ini Saat Diet, Termasuk Jagung Manis
Peserta yang ikut pun terbuka untuk umum se-Bali dengan catatan masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Kenapa SD saja? Karena Legong Kraton Lasem ini adalah tari ibu. Artinya sebagian besar gerak tari Bali ada pada Tari Legong Lasem ini. Itu sebabnya sejak dini mulai mempelajari tari dasar ini untuk mempelajari tari yang lain," katanya.
Menurutnya, untuk bisa mempelajari tari yang lain tentu sedini mungkin mereka harus belajar Tari Legong Lasem ini.
"Kalau tiba-tiba mempelajari tari lain tidak dengan mempelajari tari ini, maka setengah-setengah jadinya. Agem, tandang, tangkep, tangkis-nya kurang bagus makanya sedini mungkin harus belajar legong," imbuhnya.
• Cocok untuk Ibu-Ibu, Trik Jitu Belanja Online Ala Sarwendah
• Kebun Raya Eka Karya Bali Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Kumpulkan Sampah Plastik
Alasan kedua karena anak-anak SD lebih mudah dibentuk ketimbang yang sudah remaja.