Ikuti Susur Mangrove, Ngurah Dapat Pelajaran jika Masalah Sampah Harus Diselesaikan di Hulu
Menaiki kano bersama seorang temannya, I Gusti Ngurah Agung Kresnanada mengikuti kegiatan susur mangrove yang digelar Dinas Perikanan dan Ketahanan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Selain susur mangrove juga dilakukan penebaran bibit kerang abalon sebanyak 1000 kerang yang di lakukan di perairan sekitaran Tol Bali Mandara.
"Kerang itu bantuan dari Balai Pengembangan Induk Udang dan Kerang. Nanti kerang ini akan berkembang biak dan bisa dimanfaatkan oleh para nelayan Batu Lumbang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, AAG Bayu Brahmasta mengatakan acara ini didasari oleh banyaknya sampah yang ada di hutan mangrove.
Sehingga sejak tujuh tahun lalu bekerja sama dengan nelayan Batu Lumbang digelar acara susur mangrove sambil memungut sampah.
Saat awal pelaksanaannya, pihaknya menyebut sampah yang didapat hanya dalam waktu 1 jam sebanyak 10 ton
Namun lambat laun mulai berkurang dan ekosistem mangrove menjadi lebih baik yang ditandai dengan banyaknya burung bangau di mangrove.
"Tahun 2018 sudah jauh menurun hanya 2.5 ton, selanjutnya tahun 2019 hanya 1.9 ton, dan untuk kali ini sudah berkurang lagi," katanya.
Bahkan dengan semakin membaiknya habitat di mangrove ini, ia berharap daerah ini bisa dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata baru.
Sementara Kasi Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, UPTD Tahura Ngurah Rai, I Ketut Subandi mengatakan sampah yang paling banyak ada di kawasan hutan mangrove di wilayah kerjanya yakni sampah rumah tangga.
Bahkan tak jarang, di hutan mangrove ini ditemukan sampah kasur hingga bantal guling.
Selain itu, sampah plastik juga masih menjadi masalah yang mengganggu ekosistem hutan mangrove ini.
"Di hutan mangrove kadang sampahnya tidak bisa kami jangkau. Tiap hari bahkan tiap jam sampah itu datang, apalagi kalau air laut pasang," katanya.
Namun pihaknya mengaku tak memiliki petugas khusus dalam penanganan sampah ini sehingga membutuhkan kerja sama dengan komunitas peduli lingkungan.
"Sering ada bersih-bersih tapi kerja sama dengan mereka yang peduli lingkungan. Kadang sekali membersihkan itu bisa dapat 2 ton sampah," katanya.
Sampah yang membanjiri mangrove ini berasal dari perkotaan dan sampah laut.