Wandhira Tetap Ingin Lawan PDIP di Pilkada 2020, Tak Mau Terpengaruh Wacana Merah-Kuning
Ia menegaskan sampai saat ini pihaknya masih berharap ada rekan koalisi untuk menantang PDIP
Penulis: Ragil Armando | Editor: Irma Budiarti
Wandhira Tetap Ingin Lawan PDIP di Pilkada 2020, Tak Mau Terpengaruh Wacana Merah-Kuning
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sinyal Golkar Bali yang membuka peluang koalisi dengan PDIP di Pilkada 2020 mendapat tanggapan dari jajaran Golkar Denpasar.
Seperti diketahui, Kota Denpasar juga akan menggelar Pilkada 2020 pada 23 September 2020 mendatang.
Ketua DPD II Golkar Denpasar, Wayan Mariyana Wandhira mengaku tidak mau berkomentar terlalu jauh terkait hal tersebut.
Menurutnya, hal tersebut masih terlalu dini.
"Masih terlalu dini lah, kita belum mau komentari dulu," ucap dia, Jumat (28/2/2020).
Bahkan, ia menegaskan sampai saat ini pihaknya masih berharap ada rekan koalisi untuk menantang PDIP.
Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini masih optimistis pihaknya akan mendapatkan rekan koalisi di Pilkada 2020 nanti.
"Kami masih optimis kok, Astungkara ada teman koalisi nanti," tegasnya.
Terkait partai mana yang masih terus dilobi Golkar, Wandhira mengatakan pihaknya masih mencoba berkomunikasi dengan Partai Demokrat untuk merayu agar mau bergabung dengan Golkar membentuk koalisi.
"Kita masih coba rayu Demokrat," paparnya.
Ia juga mengaku pihaknya sudah menyerahkan dua nama yang sebelumnya ikut penjaringan ke DPP Golkar di Jakarta.
Dua nama tersebut yakni Anak Agung Ngurah Agung dan Anak Agung Ngurah Manik Danendra.
"Kita sudah kirimkan dua nama ke DPP Ngurah Agung Gerenceng dan AMD," ucapnya.
Nantinya nama tersebut akan segera disurvei oleh lembaga survei yang ditunjuk DPP Golkar.
Rencananya, survei tersebut akan digelar seusai para calon yang mendaftar tersebut membayar biaya survei.
"Nanti disurvei, kalau mereka sudah bayar, sebelum April lah," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry mengaku peluang koalisi antara partainya dengan PDIP terbuka lebar.
Tidak saja dengan PDIP, partainya juga terbuka dengan parpol-parpol lainnya di Bali.
Seperti diketahui, dinamika koalisi yang sedang berjalan hingga hari ini, Golkar mengambil posisi menantang PDIP.
Namun, ia mengatakan bahwa pembentukan koalisi belum final.
"Sangat terbuka peluang untuk berkomunikasi, berkoordinasi bukan saja kepada PDIP tetapi kepada semua partai. Karena kami sadar betul tidak mungkin bekerja memenangkan sendiri. Kami membutuhkan kerjasama semua pihak," katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil Pileg 2019, PDIP berjumlah 22 kursi atau 48,89 persen.
Kemudian, Gerindra berjumlah 4 kursi DPRD Denpasar atau 8,89 persen suara parlemen, Demokrat punya 4 kursi setara 8,89 persen.
NasDem punya 3 kursi DPRD Denpasar atau 6,67 persen suara parlemen, Hanura berjumlah 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen, dan PSI punya 2 kursi DPRD Denpasar atau 4,44 persen suara parlemen.
Dari jumlah tersebut, empat partai sudah menentukan sikapnya di Pilkada 2020 dan membentuk koalisi.
Koalisi empat partai yakni PDIP, PSI, Gerindra, Hanura ini menguasai 30 kursi DPRD Kota Denpasar atau setara dengan 66,66 persen.
Koalisi ini hampir dipastikan akan mengusung Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jayanegara alias Gung Jaya.
Koalisi ini diperkirakan akan bertambah amunisi dari parpol lainnya, sehingga diperkirakan Pilkada Denpasar 2020 akan berlangsung melawan kotak kosong.
Seperti diketahui ada dua tokoh yang disebut-sebut menjadi calon kuat pendamping Gung Jaya yakni I Gusti Ngurah Gede dan Kadek Agus Arya Wibawa.
Ngurah Gede adalah politisi asal Puri Pemayun, Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Denpasar dan sudah dua periode menjadi Ketua DPRD Denpasar (2014-2019, 2019-2024).
Sebaliknya, Arya Wibawa adalah politisi asal Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan yang kini Sekretaris DPC PDIP Denpasar dan sekaligus menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Denpasar 2019-2024.
(*)