Berapa Lama Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda?
Penelitian lain juga menyebut, Covid-19 kemungkinan bisa menyebar melalui feses, seperti halnya penyakit tifus.
TRIBUN-BALI.COM - Hasil penelitian memastikan virus corona menyebar lewat droplet pernapasan (percikal kecil air liur) yang melayang ke udara ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Droplet itu bisa mengenai orang yang berada di dekat orang yang terinfeksi corona, atau jatuh ke permukaan benda-benda di sekitarnya.
Lantas, berapa lama virus itu akan hidup di permukaan benda? Susah untuk memastikannya.
Namun demikian, menurut salah satu penelitian, virus bisa bertahan beberapa jam hingga 9 hari pada suhu yang hangat.
• DJPOnline - Cara Isi Laporan SPT Tahunan Jika Lupa PIN EFIN
• 8 Pasien dalam Pengawasan Virus Corona di Bali, Dinkes Rencana Pusatkan Observasi di Sanglah
Penelitian lain juga menyebut, Covid-19 kemungkinan bisa menyebar melalui feses, seperti halnya penyakit tifus.
Ini berarti, jika seseorang yang terinfeksi virus ini tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, maka tangannya yang kotor itu akan membuat virusnya tertinggal di pegangan pintu, tombol lift, atau pun pegangan di kendaraan umum.
Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya di bawah air mengalir menggunakan sabun.
Permukaan benda-benda di tempat umum memang menjadi salah satu titik berkumpulnya bakteri dan kuman.
Studi tahun 2018 menemukan, bakteri penyebab penyakit dari usus manusia dan feses bisa ditemukan di hampir semua permukaan yang sering disentuh orang di tempat umum.
Hampir semua produk tisu mengandung disinfektan mengklaim bisa membunuh 99,9 persen kuman, dan di dunia yang sempurna hal itu benar.
“Covid-19 adalah virus yang mengandung lemak (lipid) yang berarti bisa dengan mudah dibunuh dengan penyeka mengandung disinfektan,” kata Dr.Charles Gerba, profesor mikrobiologi dan imunologi dari Universitas Arizona.
Namun, menurut Gerba, kita tidak hidup di dunia yang sempurna.
Kebanyakan orang tidak menggunakan penyeka tersebut dengan benar, sehingga tidak efektif.
Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, walau tisu mengandung disinfektan bisa menghapus bakteri dari permukaan, tetapi pathogen itu bertahan dalam tisunya.
Jika tisu itu dipakai ulang, bakterinya akan berpindah ke lokasi baru.