GPS Tak Restui Hanura Berkoalisi Dengan PDIP 'Kita Kapok Lah'
Dirinya bahwa menilai bahwa hal yang dilakukan oleh para kader tersebut masih sebatas komunikasi politik saja.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Langkah Hanura untuk berkoalisi dengan PDIP pada beberapa daerah di Bali saat Pilkada Serentak 2020 akan menjadi sia-sia belaka.
Pasalnya, DPP Hanura tampaknya tidak merestui langkah beberapa DPC Hanura di Bali tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal DPP Hanura, Gede Pasek Suardika, Rabu (4/3/2020).
Ia menegaskan bahwa partainya belum menentukan sikapnya di Pilkada Serentak 2020.
"Nggak kita belum kemana-mana, kalau soal komunikasi politik kan boleh kemana aja," katanya.
Terkait dengan beberapa DPC Hanura yang melakukan komunikasi politik dan berkoalisi dengan PDIP seperti di Jembrana, Bangli, dan Denpasar.
Mantan Anggota DPD RI Dapil Bali ini lagi-lagi membantahnya.
GPS mengaku pihaknya justru belum mendapat laporan apapun dari DPD Hanura Bali maupun DPC Hanura di empat wilayah tersebut.
Dirinya bahwa menilai bahwa hal yang dilakukan oleh para kader tersebut masih sebatas komunikasi politik saja.
"Kita belum dapat laporannya yang lengkap dari bawahan. Kan kader boleh berdialog dan berkomunikasi dengan siapapun dan disampaikan ke pusat baru kita kaji," paparnya.
Ia juga mengatakan bahwa dalam Pilkada yang dipentingkan ialah mengenai figur yang akan diusung bukan mengenai partai yang mengusung.
Bahkan, ia menegaskan akan mengadakan fit and proper test kepada para bakal calon yang akan diusung oleh Hanura tersebut.
"Pilkada itu kan milih figur bukan ke partainya mana yang pas untuk masyarakat. Dan soal mendukung itu belum, saya belum ketemu orang-orangnya, belum tahu kemana visinya," tegasnya.
Ia juga mengaku kapok koalisi dengan PDIP.
Pasalnya, berkaca di pengalaman beberapa Pilgub dan Pemilu 2019 kemarin, menurutnya Hanura hanya menjadi sapi perah saja.
Pasalnya, di beberapa daerah justru dihabisi oleh partai berlambang moncong putih tersebut.
"Biar gak kaya waktu ini, kita dukung ini suara kita malah dihabisi, kita punya kursi berapa habis, dijanjiin ini malah disikat suara kita, kita kapok lah, kita lihat figur yang paling penting untuk masyarakat aja" akunya.
GPS juga mengatakan bahwa pihaknya akan mencalonkan figur yang memiliki elektabilitas tinggi di masyarakat.
"Kita akan pastikan akan mengecek apa yang dibutuhkan oleh masyarakat figurnya apa yang kita cari," akunya.
Di sisi lain, Sekretaris DPD Hanura Bali, Gede Wirajaya Wisna mengatakan bahwa koalisi pada dasarnya ialah persamaan persepsi dan kebersamaan dalam memenangkan Pilkada dan menjalankan visi-misi partai dan koalisi.
"Koalisi itu kan spiritnya kebersamaan sehingga bisa berkuasa dan bisa membesarkan, menjalankan visi-misi partai dan koalisi, itu idealnya," katanya saat ditemui di DPRD Bali, Rabu.
Terkait dengan sikap merapat ke PDIP sendiri.
Ia mengaku bahwa hal tersebut dilakukan semata pihaknya melihat peluang kemenangan di PDIP.
Puncaknya, pihaknya ingin membesarkan Hanura di Pemilu 2024
"Karakteristik dari pilkada itu memang figur, kita stretching lagi, intinya kita cari menang, dengan menang kita bisa menyalurkan visi-misi. Goal kita di 2024 kan bisa ikut leading lah," akunya.
Bahkan, pihaknya akan berjuang untuk mengawal sikap dan langkah tersebut ke DPP.
Tetapi, ia tidak menutup kemungkinan apabila tidak ada kecocokan dengan PDIP dan bakal calon (balon) di kemudian hari pihaknya bisa berbalik arah dukungan.
"Masih penjajakan lah, kan tahapan masih jauh. Bisa saja yabg sudah kalau dikawal dengan baik bisa tetap. Kalau dalam dinamikanya bisa tidak ada kecocokan ya selesai," tegasnya.
Ketua DPD Hanura Bali, Kadek ‘Lolak' Arimbawa menyatakan, pihaknya telah melakukan penjaringan.
Bahkan nama-nama yang masuk telah disetorkan ke DPP Hanura di Jakarta.
"Kita ajukan ke DPP nama calon,” kata Lolak saat dikonfirmasi, Selasa (3/3/2020).
Terkait nama-nama yang sudah di bawa ke DPP. Ia menolak membeberkannya.
Hanya saja ia mengatakan bahwa di Pilkada Serentak 2020 ini minim tokoh yang berani maju bertarung.
Mantan Anggota DPD RI Dapil Bali ini hanya menegaskan ada empat kabupaten/kota yang menjadi fokusnya.
Mengingat, keempat daerah tersebut, Hanura memiliki kursi.
Rinciannya, masing-masing satu kursi di Jembrana dan Bangli, Denpasar dua kursi, dan Karangasem tiga kursi.
“Semuanya 7 kursi diempat daerah itu,” katanya.
Khusus di Kota Denpasar, Hanura condong bergabung ke PDIP mendukung IGN Jaya Negara sebagai Calon Walikota.
“Denpasar itu ada satu. Tapi karena rekomendasi dari calon itu belum keluar, masih belum bisa berproses. Tapi sudah ada komunikasi dengan Pak Wakil Wali Kota,” akunya.
Begitu juga dengan Karangasem, Hanura telah menjalin komunikasi dengan dua kandidat yakni IGA Mas Sumantri dari NasDem dan Gede Dana dari PDIP.
Kendati demikian, Lolak mengaku masih melakukan penggodokan kemana arah dukungan.
Pun juga mengenai sikap politik partainya di Bangli.
Menurut dia, pihaknya masih menimbang-nimbang antara calon PDIP, Sang Nyoman Sedana Artha atau politikus Golkar yang juga Adik Bupati Bangli, Made Subrata yang akan berpasangan dengan Ngakan Kutha Parwata.
“Masih kita godok lah,” tegasnya.
Ia juga memperkirakan rekomendasi DPP akan turun pada akhir Bulan Maret ini.
“Mudah-mudahan (rekomendasi) akhir Maret ini. Kan April sudah mulai pendaftaran,” paparnya. (*)