Corona di Indonesia
Covid-19 Merebak di Bali, Disbud Badung Akan Redam Melalui Jalur Niskala
Selebihnya dengan adanya Covid-19 perekonomian Bali kususnya badung semakin menurun lantaran mempengaruhi pariwisata di Bali.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Ditengah merebaknya Virus African Swine Fever (ASF) dan Virus Corona atau Covid-19 yang mengancam Bali, Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) akan mengambil jalur niskala dalam penanganannya tersebut.
Bahkan Disbud Badung akan mengelar upacara pamahayu jagat.
Ritual Pemayuh Jagat pun dilakukan dengan tujuan wabah virus corona itu tidak berlanjut.
Selain itu memohon keselamatan untuk jagat Bali dan masyarakat Bali pada umumnya.
• Isolasi Pasien Dalam Pengawasan Covid-19, Bupati Klungkung Minta Warga Tidak Panik
• Kondisi Memprihatinkan, Jalan Utama Penghubung Selat ke Rendang Terancam Tergerus Air Hujan
• Polda Bali Terima Hasil Visum Korban Penganiayaan yang Diduga Dilakukan oleh AWK, Begini Hasilnya
Selebihnya dengan adanya Covid-19 perekonomian Bali kususnya badung semakin menurun lantaran mempengaruhi pariwisata di Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gde Eka Sudarwitha, mengatakan upacara pemahayu jagat akan dilaksanakan bertepatan dengan Tilem Kasanga yang jatuh pada Selasa (24/3/2020) mendatang.
Ritual ini akan diselenggarakan bersamaan dengan tawur agung kasanga atau sehari sebelum perayaan hari raya nyepi.
“Kami di Badung akan melaksanakan upacara pamayuh jagat sekalian dengan tawur kasanga. Ini sebagai langkah niskala untuk nunas ica (mohon perlindungan) dalam menghadapi isu atau dampak ASF dan virus Corona,” ungkap Eka Sudarwitha Kamis (12/3/2020)
Pihaknya mengatakan dalam prosesi Pemayuh Jagat itu akan dipusatkan Catus Pata Agung, Mengwi.
Ia pun berharap seluruh krama atau masyarakat ikut bersama-sama mendoakan kejadian atau Covid -19 tersebut agar cepat selesai.
“Nanti kita akan pusatkan di Catus Pata Agung, Mengwi. Saat itu pula kita laksanakan taur kesanga pada perayaan hari raya nyepi juga,” bebernya.
Pada prosesi pamayuh jagat, pihaknya akan membagikan tiga tirta (air suci) kepada masyarakat. Air suci ini akan dipercikkan di masing-masing rumah penduduk guna meminimalisir pengaruh negatif dari virus tersebut.
“Tirta yang dibagikan nanti ada tiga macam yakni tirta untuk ke luhur, lebuh dan wewalungan. Masing-masing desa adat sudah melakukan, tapi kami di tingkat kabupaten sekalian nanti saat tawur kasanga,” tegasnya kembali
Sebelumnya, pemkab Badung telah menggelar upacara nangluk merana dan mapakelem di Pura Mas Ceti Ulun Tanjung Petitenget, Senin (9/3/2020) lalu.
Ritual itu pun dilakukan guna memohon keselamatan dan terhindar dari hal bersifat negatif, seperti hama dan virus.
Bahkan lanjut Eka Sudarwitha mengatakan upacara tersebut juga bertujuan menetralisir segala jenis hama dan virus yang menyerang Bali, khususnya Badung.
“Kami berharap melalui upacara ini segala penyakit, hama yang ada di dunia, apalagi saat sekarang di tengah merebaknya virus Corona (Covid-19) dan kasus kematian ternak babi agar bisa segera hilang dan sirna,” ucapnya.
Pihaknya pun berharap dengan hilangnya hama dan virus, akan tumbuh kesejahteraan dan kemakmuran di bumi. Karena itu, upacara nangluk merana adalah sarana agar bumi selalu dilindungi oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa “Doa ini juga ditunjugan pada peteni agar tidak terserang hama kebunnya,” pungkas Eka Sudarwitha. (*)