Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Raih Gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Unpad
Dalam disertasinya, Edhy mengatakan calon legislatif seharusnya memiliki modal sosial agar bisa mengambil simpatik masyarakat di masa pemilihan umum
TRIBUN-BALI.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo meraih gelar doktor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjajaran dengan predikat Cumlaude.
Edhy berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Komunikasi Persuasif Calon Legislatif dalam Kampanye Politik: Studi Kasus pada Pemilihan Caleg 2014-2019 Dapil I Sumatera Selatan” di hadapan tim promotor, tim oponen ahli, serta representasi guru besar.
Dalam disertasinya, Edhy mengatakan calon legislatif seharusnya memiliki modal sosial agar bisa mengambil simpatik masyarakat di masa pemilihan umum.
Modal ini dinilai lebih efektif meraih simpati ketimbang modal material.
• BREAKING NEWS! Narapidana Asal Denpasar Ditemukan Tewas dengan Kaus Melilit di Leher di LP Bali Ini
• Penandatangan MoU Kejari Gianyar dengan Perbekel se-Kabupaten Gianyar, Guna Mencegah Ini
• Warga Pengambengan Jembrana Bergejolak Terkait Wacana Investor Memiliki Ijin LH Pusat
“Dengan modal sosial inilah seorang Caleg dapat meraih empati, simpati, dan kepercayaan dari masyarakat pemilih,” tutur Edhy saat menyampaikan ringkasan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Ilmu Komunikasi yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (11/3/2020).
Edhy menjelaskan, modal sosial perlu ditunjang dengan strategi komunikasi yang mengedepankan persuasif.
Strategi ini diharapkan dapat menekan besarnya biaya politik yang menjadi konsekuensi suatu sistem pemilihan terbuka.
Ada banyak kasus caleg yang berhasil mendulang suara melalui penguatan strategi komunikasi.
Ini disebabkan, caleg tersebut telah dipersepsikan sebagai sosok yang patut dan amanat dalam memperjuangan aspirasi pemilihnya.
Mengambil studi kasus pemilihan legislatif di Dapil I Sumatera Selatan pada 2014 – 2019, Edhy memaparkan lokasi ini memiliki banyak anggota legislatif yang lolos kontestasi dengan tidak banyak mengeluarkan biaya politik.
Hal ini menelisik Edhy untuk menguak lebih jauh lewat disertasinya.
Lewat penelitiannya, Edhy merumuskan ada tiga kategori strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh caleg, yaitu strategi persuasif psikodinamika, sosiokultural, dan construction of meaning.
“Caleg mengedepankan aspek kognitif dan emotional persuade dengan mengedepankan pendekatan sosial budaya dengan mengonstruksi makna pesan yang dibuat sedemikian rupa agar pemilih mudah memahami,” kata Edhy.
Selain komunikasi persuasif, faktor modal sosial, pendekatan kultural, transformasi ide, serta transparansi program oleh kontestan ternyata mampu memengaruhi publik.
Di Dapil I Sumsel sendiri, pola strategi yang umum dilakukan oleh kontestan pemilu untuk mendapatkan suara antara lain dengan ikut serta pada advokasi sengketa tanah, membuka klinik kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, senam orang tua lanjut usia, serta ikut serta dalam pengajian ibu-ibu.