Sebaiknya Jangan Sampai Berutang, Ini Solusi Mengatur Biaya Nikah yang Kian Mahal untuk Milenial
Senior Manager Business Development Sequis Life, Yan Ardhianto Handoyo mengatakan, agar milenial terbebas dari persoalan biaya menikah, pasangan harus
Padahal jika mau menyesuaikan kemampuan keuangan dan mengerti akan tujuan pernikahan, tidak perlu menunda hanya karena gengsi, pernikahan tetap dapat dilangsungkan dengan cara sederhana.
Di sisi lain, milenial dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman tanpa bunga atau dengan bunga yang sangat rendah.
Hal ini mengingat rasio total utang konsumtif adalah maksimal 15 persen dari penghasilan tetap.
Namun Yan menyarankan agar pernikahan dibiayai dengan anggaran yang dipersiapkan sebelumnya.
“Jika ingin menikah tetapi penghasilan tidak mencukupi membiayai pesta, maka mulailah hidup lebih hemat, menahan diri untuk tidak belanja yang bukan urgensi, seperti baju, sepatu, atau belanja online. Mengurangi kebiasaan hangout di kafe, tidak perlu tergoda promo diskon atau cashback untuk hal-hal yang bukan menjadi prioritas hidup saat ini,“ sebut Yan.
Menurut survei Bridestory Indonesia Wedding Industry Report, pesta pernikahan dapat dikategorikan ke dalam 4 kategori, yaitu affordable, moderate, premium dan luxurious dengan kisaran tamu undangan mulai dari 50 pax sampai 1.000 pax.
Untuk kategori affordable, biaya yang diperlukan Rp 20 juta sampai Rp 400 juta, untuk moderate berkisar Rp 40 juta sampai Rp 800 juta, untuk premium Rp 100 juta sampai Rp 2 miliar.
Untuk tipe luxurious, seperti pernikahan di luar kota atau luar negeri, mengundang selebritis sebagai pengisi acara, dan menggunakan jasa vendor premium, kisaran dananya Rp 350 juta sampai Rp 7 miliar.
Dari 4 kategori di atas, kisaran angka yang dianggap wajar untuk pesta pernikahan tergantung dari jumlah tamu yang diundang dan tingkat kemewahan acara, tipe pesta pernikahan yang diimpikan, pemilihan lokasi serta pilihan jenis hidangan (catering).
Jika belum yakin dengan bujet yang sedang disiapkan, maka rincian anggaran biaya pernikahan yang rasional bisa digunakan sebagai panduan membuat bujet.
Panduannya yakni 40 persen biaya konsumsi (Food and Beverage), 20 persen biaya dekorasi, 5 persen untuk biaya akad nikab atau pemberkatan pernikahan, masing-masing 8 persen untuk biaya pakaian, venue, dan dokumentasi, masing-masing 3 persen untuk biaya souvenir dan undangan, 5 persen untuk biaya lainnya Yan juga menyarankan agar menyisihkan kurang lebih 10 persen dari total bujet yang dimiliki untuk biaya tak terduga karena kebanyakan pesta pernikahan membutuhkan tambahan bujet sebesar 10 persen sampai 15 persen.
Misalnya, untuk keperluan resepsi, bujet untuk keperluan catering konsumsi sebesar 40 persen dari dana pesta untuk keperluan makanan pondokan atau gubukan, sebagian lagi untuk kue pengantin, atau snacks (kue-kue ringan) sehingga untuk pesta dengan konsep buffet, presentasenya bisa jadi akan lebih besar.
Jika Anda masih tidak yakin dengan perencanaan anggaran dan angkanya, Yan menyarakan agar meninjau lagi anggaran pernikahan, yaitu memilih anggaran mana yang bisa dikurangi dan mana yang bisa dihilangkan.
Misalnya, bila kompensasi biaya videografi lebih besar dari perkiraan, maka calon pengantin bisa meniadakan photo booth dan hanya menyediakan pojok foto dengan dekorasi sederhana tetapi tetap menarik bagi tamu untuk berfoto.
Dalam menyiasati bujet, calon pengantin juga bisa melakukan survei dahulu untuk harga perlengkapan pernikahan termasuk survei dimana barang tersebut dijual lebih murah, jika dibeli dalam jumlah banyak sehingga dapat memperkirakan jumlah bujetnya.