Corona di Indonesia
20 Mahasiswa Badung di Luar Negeri Dalam Kondisi Baik, Disdikpora Koordinasi Lewat Grup WhatsApp
20 Mahasiswa Badung di Luar Negeri Dalam Kondisi Baik, Disdikpora Koordinasi Lewat Grup WhatsApp
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
20 Mahasiswa Badung di Luar Negeri Dalam Kondisi Baik, Disdikpora Koordinasi Lewat Grup WhatsApp
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Dengan adanya wabah virus corona atau Covid-19 yang merebak di berbagai negara membuat Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung khawatir terhadap mahasiswa yang dikuliahkan di luar negeri.
Meski demikian, Disdikpora Badung memastikan mahasiswa asal Badung yang mendapatkan beasiswa di Malaysia maupun negara lain, dalam kondisi baik-baik saja.
Dalam memastikan kabar mahasiswa tersebut, Disdikpora Badung selalu melakukan konsultasi dan koordinasi dengan membuat grup WhatApp (WA).
Pasalnya, di beberapa negara seperti Malaysia telah menerapkan kebijakan lockdown hingga 31 Maret 2020 mendatang.
Disdikpora menegaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan para mahasiswa yang ada di Malaysia, khususnya peraih beasiswa resmi dari Pemkab Badung 2018.
“Melalui komunikasi via grup WhatsApp, kami saling berkomunikasi. Syukurlah saat ini anak-anak kita yang menuntut ilmu di Malaysia dalam kondisi baik-baik saja. Termasuk juga negara lainnya,” ungkap Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, saat dikonfirmasi, Jumat (20/3/2020).
Untuk negara selain Malaysia, pihaknya mengatakan selalu melakukan komunikasi dengan para mahasiswa peraih beasiswa itu.
Negara yang dimaksud yakni Australia, Inggris, maupun Belanda.
“Semuanya kami ajak koordinasi, jadi 20 mahasiswa yang kita sekolahkan ke luar negeri,” bebernya.
Dijelaskan, 20 mahasiswa yang memperoleh beasiswa dari pemerintah Kabupaten Badung, yakni berada di Inggris 3 orang, di Belanda ada 1 orang, Australia ada 12 orang, dan 4 orang lainnya memilih negeri Jiran, Malaysia.
“Iya mereka tidak berada di satu negara saja. Namun menyebar sesuai universitas yang meraka kehendaki,” papar birokrat asal Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara ini.
Disinggung apakah tidak ada upaya pemulangan terhadap 20 mahasiswa tersebut, mantan Kepala SMKN 1 Kuta Selatan ini menyerahkan sepenuhnya kepada para mahasiswa.
“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada adik-adik mahasiswa. Karena kondisi negara dan kampus mereka berbeda. Namun, jika mereka ingin pulang, kami tidak melarang. Yang pasti untuk kondisi perkuliahan mereka yang lebih tahu,” jelasnya
Lanjut Astika, Disdikpora dalam hal ini hanya bisa mengimbau para mahasiswa terus berkoordinasi dengan pihak kampus.