Sponsored Content
Dewan Sidak RSU Bangli Terkait Kesiapan Antisipasi Wabah Corona
Gabungan Komisi I dan III DPRD Bangli melakukan sidak ke RSU Bangli, untuk mengetahui kesiapan RSU Bangli dalam menghadapi wabah virus Corona
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Gabungan Komisi I dan III DPRD Bangli melakukan sidak ke RSU Bangli, Jumat (20/3/2020).
Sidak dilakukan untuk mengetahui kesiapan RSU Bangli dalam menghadapi wabah virus Corona yang kini tengah merebak.
Pada sidak yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Bangli, I Nyoman Budiada itu, dewan mengapresiasi langkah-langkah regulasi penanganan yang telah dilakukan di RSU Bangli, Bali.
Walau tidak dipungkiri ada beberapa poin yang kini tengah berproses.
• Saling Berbalas Komentar, Agnez Mo dan Raphael Maitimo Jadi Sorotan
• Kadisdikpora Provinsi Bali Sayangkan 33 Anak di Denpasar Balap Liar Ditengah Kekhawatiran Covid-19
• Jaga Daya Tahan Tubuh Ditengah Pandemi Virus Corona, Askab PSSI Gianyar Gelar Pertandingan Sepakbola
"Saat ini tengah diupayakan kaitannya dengan penyediaan hand sainitzer di masing-masing ruangan, serta ditempat tempat umum yang kontak langsung dengan masyarakat. Mengenai ruang isolasi juga sudah dipersiapkan. Walaupun satu ruangan masih belum terstandar," ucapnya.
Ada beberapa kendala mengenai keterbatasan kaitannya dengan Alat Pelindung Diri (APD).
Dimana jumlah APD yang dimiliki RSU Bangli hanya sebanyak delapan buah.
"Kalau satu pasien saja lima menghabiskan, berarti kalau ada dua pasien kan kurang. Terlebih barang tersebut habis pakai. Selain itu yang perinsip dan harus segera dipenuhi yakni alat rontgen," ujarnya.
Sementara Anggota Komisi III DPRD Bangli, I Ketut Suastika menambahkan, selain untuk mengetahui kesiapan RSU sebagai sentral penaganan kesehatan di Bangli, sidak yang dilakukan saat ini juga untuk mengetahui kendala apa yang dialami RSU Bangli.
Sehingga pihaknya di DPRD bisa mengupayakan dari sisi anggarannya.
"Penganggaran kan perlu proses. Namun dengan situasi kondisi seperti ini, kami inginnya cepat. Tidak bertele-tele," katanya.
Suastika mengatakan, dalam APBD Bangli terdapat anggaran tak terduga sebesar Rp. 1 miliar.
Karenanya perlu dibahas apakah anggaran tersebut bisa dimanfaatkan.
Pihanya juga mengatakan, bilamana anggaran tersebut kurang dan perlu dilakukan rasionalisasi, maka tidak perlu menunggu hingga APBD perubahan.
"Ada kesepakatan pergeseran, sehingga tidak harus menunggu. Karena ini sifatnya bencana dan sudah menonjol secara Internasional, sehingga wajib kita lakukan pembahasan untuk pemenuhan kebutuhan ini," ungkapnya.
Direktur RSU Bangli, I Nyoman Arsana mengatakan secara umum hanya terdapat dua persoalan yang harus dipenuhi, dalam menghadapi wabah Corona ini.
Diantaranya alat pelindung diri, mulai dari topi, masker, kaca mata, baju, dan sebagainya.
"APD itu merupakan single use, atau hanya sekali digunakan. Dan yang menjadi persoalan, ketersediaan barang saat ini tidak ada dimanapun. Delapan buah APD yang tersedia, itu merupakan pengadaan sebelum merebaknya virus ini," ucapnya.
Arsana menambahkan, Bangli merupakan RS isolasi transit bilamana ada pasien.
Namun jika pasien tersebut mengarah ke Corona, maka akan dilakukan rujukan baik ke Sanglah, Tabanan, maupun Gianyar.
"Sekarang jika situasinya terjadi eskalasi pada RS rujukan, maka perlu disiapkan ruang isolasi di RSU Bangli. Kami sudah punya dua ruang, yakni di IGD dan ruang Wing dengan total kapasitas 10 orang. Hanya saja untuk ruang Wing belum terstandar," ucapnya.
Mengenai kebutuhan anggaran, Arsana menyebut sesuai rincian fasilitas yang harus dipenuhi totalnya mencapai Rp. 1 miliar lebih.
Terdapat 12 jenis barang, diantaranya berupa masker N95, baju APD, cairan antiseptik, kaca mata google, dan sebagainya.
"Yang juga perlu disediakan adalah rontgen portable yang bisa di dorong ke ruang isolasi saat ada kasus. Total anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan alat ini mencapai Rp. 400 juta," tandasnya. (*)