Corona di Indonesia
Bali Punya Petuah Diam di Rumah di Musim Sakit, Pemerintah Terapkan Social Distancing Dua Pekan
Ternyata di Bali pun ada kearifan lokal yaitu tak keluar rumah di musim sakit. Hal tersebut dikatakan budayawan dan pegiat lontar Sugi Lanur.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Guna mencegah meluasnya penyebaran virus Corona (Covid-19) pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya, salah satunya social distancing selama dua pekan.
Social distancing artinya setiap orang agar jaga jarak, menghindari kerumunan massa dan berdiam di rumah saja.
Ternyata di Bali pun ada kearifan lokal yaitu tak keluar rumah di musim sakit. Hal tersebut dikatakan budayawan dan pegiat lontar Sugi Lanur.
“Bali punya petuah untuk diam di rumah di musim sakit, ‘da mesu masan gelem’. Sekarang dunia menghadapi ‘gumi kageringan'.
Artinya, jika kita bijak, ikuti petuah leluhur, maka ketika ‘masan gelem’ (musim sakit) kita imbau anak-anak agar tidak keluar. Orang tua kalau tidak penting sekali tidak keluar,” kata Sugi Lanus, Sabtu (21/3) siang.
Selain itu, ada juga nasihat menjelang Tumpek Wayang, anak-anak dilarang keluar rumah.
“Karena bhuta-kala sedang mencari tetadahan (korban tumbal). Tetadahan artinya mangsa. Ada periode alam dimana muncul penyakit, pas payogan Bhatari Durga dan lepas semua bhuta mencari tetadahan, mangsa,” katanya.
Menurut Sugi Lanus, saat ini musim wabah penyakit menular, sasih kageringan atau bulan persebaran penyakit.
“Banyak bentuknya dilukis dalam lontar-lontar. Memberi gambaran bakteri, virus, setan, jin, dan semua makhluk tak kasat mata yang membawa penyakit.
Gambaran imajiner tentang bakteri, kuman, virus, dan semuanya penyebab sakit itu ada,” katanya.
Dijelaskannya, jika bakteri, kuman, virus itu masuk mata, akan membuat sakit mata. Jika masuk perut jadi sakit weteng seperti muntaber, diare, tipus dan lainnya.
Apabila masuk ke napas akan menjadi gering panes (demam), paad (flu), kokohan (batuk), dekah sesekan (sesak napas) dan lainnya. Jika mereka menguasai air, jadi air kotor, jadi koreng, cacar, kusta.
Gerubug Bah Bedeg
Sugi Lanus menambahkan, dulu Bali pernah terpapar wabah mengerikan. Wabah tersebut tercatat dalam beberapa lontar. Salah satunya terekam dalam Geguritan Jayaprana.
“Geguritan ini bukan hanya hayalan penduduk dan cerita sebelum tidur biasa. Ini adalah rekaman peristiwa wabah endemik yang sempat menghancurkan kehidupan di masa lalu yang lokasi kejadiannya di desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng,” kata Sugi Lanus.