Corona di Bali
Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur Disederhanakan dan Tanpa Melibatkan Banyak Orang
Selain disederhanakan, diungkapkan pula jumlah pemedek yang tangkil ke jeroan dibatasi sebanyak 25 orang
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur Disederhanakan dan Tanpa Melibatkan Banyak Orang
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pelaksanaan sejumlah upacara agama masih tetap digelar meski di tengah merebaknya wabah virus Corona.
Salah satunya Karya Pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani, Bangli, Bali.
Walau tetap berlangsung, rencananya Ngusaba Kadasa digelar tanpa melibatkan banyak orang.
Berdasarkan keputusan perarem Desa Adat Batur tanggal 27 Maret 2020, Ngusaba Kadasa dilaksanakan selama tujuh hari, yakni dimulai tanggal 4 - 11 April 2020.
Sedangkan puncak Karya Pujawali Ngusaba Kadasa dilaksanakan pada 7 April 2020.
Waktu pelaksanaan ini cenderung singkat, sebab pada tahun sebelumnya pelaksanaan karya Ngusaba bisa digelar hingga belasan hari.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur Jero Gede Batur Duuran saat dihubungi Minggu (29/3/2020), membenarkan hal tersebut.
Selain disederhanakan, diungkapkan pula jumlah pemedek yang tangkil ke jeroan dibatasi sebanyak 25 orang.
Kendati demikian pihaknya menegaskan hal tersebut tidak mengurangi makna.
“Pelaksanaannya hanya intern saja. Sehingga antara imbauan pemerintah dengan pelaksanaan yadnya bisa sama-sama berjalan,” ungkapnya.
Jero Gede Batur Duuran mengatakan, dalam pelaksanaan Ngusaba, rangkaian upacara seperti mapepada agung tetap dilaksanakan.
Hanya saja pelaksanaannya kali ini tidak mengundang banyak orang.
“Biasanya kan mengundang banyak orang, seperti iring-iringan gong, itu ditiadakan. Reramen, tupeng, dan lainnya juga ditiadakan. Artinya agar tidak menjadi tontonan warga, yang berpotensi menyebabkan kerumunan. Sehingga kami juga tidak perlu membubarkan warga,” ujar Jero Gede Batur Duuran.
Pihaknya juga menuturkan telah bersurat pada kabupaten-kabupaten lain, mengingat tahun ini tidak ada penganyar dari kabupaten lain.
Adapun untuk krama subak yang hendak ngaturang suwinih, beras, atau apapun ke Pura Ulun Danu Batur cukup diwakili utusan sebanyak dua orang.
Begitupun untuk krama yang muspa sudah diatur sesuai jadwal dengan tujuan agar tidak terjadi masa yang bergerombol.
“Yang tiang tekankan tidak boleh mengelompok, serta jaga jarak satu hingga dua meter,” ucapnya.
Rencananya, dalam pelaksanaan Ngusaba Kadasa nanti, juga akan digelar upacara tambahan yang disebut upacara neduh.
Jero Gede Batur Duuran menjelaskan, digelarnya upacara neduh bertujuan wabah virus corona yang kini tengah melanda Indonesia cepat berakhir.
Sehingga kehidupan bisa kembali normal seperti biasanya.
“Upacara peneduhan ini untuk intern Batur sampun, pelaksanaannya sekitar sepekan lalu sebelum Nyepi. Namun saat Ngusaba nanti juga akan digelar upacara neduh kembali,” tandasnya.
(*)