10 Ekor Anjing di Karangasem Ditemukan Positif Rabies, Telah Gigit 17 Warga
Dari Januari 2020 hingga sekarang, petugas menemukan sekitar 10 ekor anjing yang positif rabies di Karangasem.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Dari Januari 2020 hingga sekarang, petugas menemukan sekitar 10 ekor anjing yang positif rabies di Karangasem.
Anjing yang dinyatakaan positif rabies tersebut telah mengigit sekitar 17 orang warga yang tersebar di Kecamatan Karangasem, Bebandem, Manggis, Selat, Sidemen, & Kecamatan Abang.
Kabid Peternakan & Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Made Ari Susanta mengungkapkan, anjing positif rabies ditemukan di beberapa daerah.
Satu di antaranya di Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen yang mengigit lima orang. Di Ulakan, Kecamatan Manggis anjing mengigit 2 orang warga.
• Surabaya Akan Segera Melakukan Karantina Wilayah, 19 Pintu Masuk Dijaga Ketat
• Kasus Covid-19 Cenderung Meningkat Pemprov Batasi Kunjungan Orang ke Bali, 2 Pelabuhan Ini Dibatasi
• FKM UI Ungkap Skenario Terburuk Kasus Covid-19 di Indonesia, Ini Yang Bisa Terjadi
"Anjing rabies juga kita temukan di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem. Desa Antiga Klod, Keecamatan Manggis. Peringsari, Kecamatan Selat. Sibetan, Kecamatan Bebandem. Desa Nawakerti, Kecamatan Abang. Dan Desa Bugbug serta Seraya Barat,"ungkap Ari Susanta, Slasa (31/3/2020) pagi.
Ditambahkan, temuan anjing rabies mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 lalu.
Petugas terus melakukan penyisiran. Korban kasus gigitan mengalami penurunan.
"Untuk korban gigitan anjing rabies sudah mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan,"jelaas Ari Susanta.
Petugas terus lakukan vaksinasi untuk menekan jumlah anjing rabies di Karangasem.
• BREAKING NEWS! Polres Buleleng Semprot 10.000 Liter Cairan Disinfektan di Area Publik Kota Singaraja
• Dampak Covid-19 Perekonomian Warga Ubud Bali Terpuruk, Putu Tuncah: Gula Terasa Pahit Sekarang
• Hari Ini Pemerintah Akan Putuskan Soal Mudik Lebaran 2020 di Tengah Wabah Covid-19
Tahun 2020 dilaksanakan vaksinasi penyisiran dari Januari hingga pertengahan Maret, dan dilanjutkan vaksinasi masal di awal Juni - tuntas. Vaksinasi dilakukan di semua Keecamatan di Karangasem.
"Vaksinasi penyisiran untuk anak - anak anjing yang baru lahir, sedangkan vaksinasi massal untuk seluruh anjing di Karangasem,"tambah Ari Susanta, pejabat lulusan dokter hewan.
Pihaknya berharap, masyarakat aktif memvaksinasi anjing ke pos pelayanaan kesehatan hewan kecamatan.
Kegiatan vaksinasi massal rencananya pakai dana bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Karangasem.
Saat ini kegiatan vaksinasi masih berjalan. Pihaknya berharap, melalui kegiatan ini jumlah anjing rabies bisa ditekan. Daerah zona merah rabies bisa berkurang, sehingga gigitan anjing turun.
• Olimpiade Tokyo Akan Dilaksanakan Pada Tanggal 23 Juli-8 Agustus 2021
• Kasus Positif Virus Corona di Bali Bertambah Jadi 19 Orang, Didominasi Warga Asli Bali
Untuk diketahui, estimasi populasi anjing di Karangasem tahun 2020 naik dibandingkan 2019.
Tahun 2020, populasi anjing diprediksi mencapai 67 ribu, meningkat sekitar 13 ribuan.
Dari jumlah tersebut hampir 70 persen anjing diliarkan tuannya dan anjing liar. Anjing yang bertuan hanya 10 persen.
"Dari Bulan Januari hingga saat ini sudah tervaksin sekitar 4.500 ekor baik dari kegiatan aktif vaksinasi penyisiran maupun pelayanan di UPTD Puskeswan di masing - masing pos pelayanan Kesehatan Hewan disemua Kecamatan,"jeelas Ari Susanta.
28 Desa di Karangasem Masih Zona Merah Rabies
Daerah yang masuk zona merah rabies di Karangasem mencapai 28 desa. Daerah dinyatakan msuk zona merah rabies lantaran kasus gigitan rabies bisa mencapai 1 sampai 5 gigitan setiap minggunya.
Populasi anjing yang berkeliaran di daerah zona merah rabies cukup tinggi, serta meningkat.
Daerah zona merah rabies tersebar di 8 Kecamatan. Terbanyak di Rendang, Kecamatan Kubu, Abang, dan Kecamatan Bebandem.
Seperti Pempatan, Rendang, Pesabn, Bebandem, Jungutan, Tinyar Tengah, Tianyar Barat, Tianyar, Sukadana, Ban, Kertamandla, Culik, Pidpid, Purwakerti, Nawakerti.
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Krangasem, Made Ari Susanta menjelaskan, 28 desa ditetapkan sebagai daerah zona merah rabies sudah dari dulu.
Setiap minggu ada saja ditemukan kasus gigitan anjing di daerah itu. Petugas akan terus menekan daeraah kategori merah rabies.
Populasi anjing liar dan yang diliarkan di daerah rawan rabies cukup tinggi. Daerah tersebut jadi perhatian khusus petugas kesehatan hewan.
Dalam waktu dekat, petugas akan menurunkan tim untuk gelar vaksinaasi, sosialisasi, serta steriilisasi. Tujuannya agar populasi anjing bisa ditekan. (*)