Corona di Bali
Pemkab Jembrana Akan Beli 5.000 Alat Rapid Test, Prioritas untuk Tenaga Medis
Pemkab Jembrana juga akan membeli lagi alat rapid tes sebanyak 5.000 buah guna memperluas screening orang yang masuk dalam pemantauan
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pejabat pemerintah dan sebagian dari anggota dewan Jembrana sudah menjalani tes rapid.
Tes rapid Covid 19 ini, diharapkan dapat mengetahui apakah seseorang yang menjalani tes terjangkit virus atau tidak.
Namun, rapid tes kemudian menjadi polemik karena siapa sejatinya yang diprioritaskan untuk dapat menjalaninya.
Rapid Tes untuk tahap pertama ini, bantuan pemerintah pusat ada sejumlah 100 buah.
• Tindak Lanjuti Pergub, Diskoperindag Jembrana Data 85 Produsen Arak
• Pria Jepang Ditemukan Meninggal Dunia di Pertokoan Jalan Sudirman Denpasar dalam Kondisi Tergantung
Kemudian, Pemkab Jembrana juga akan membeli lagi alat rapid tes sebanyak 5.000 buah guna memperluas screening orang yang masuk dalam pemantauan.
Dananya dari anggaran perubahan mendahului hasil penyisiran sejumlah kegiatan diseluruh OPD.
Disiapkan total anggaran untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 23 Miliar. Angka itu selain dari dana penyisiran juga didapat dari dana DID sebanyak Rp 7,8 Miliar. Atau yang paling besar dari dana penyisiran di OPD sebanyak, Rp 15,2 Miliar.
Pemerintah Jembrana pun mulai melakukan rapid test untuk memeriksa orang yang bersentuhan langsung.
Dimana prioritas ini, dijalankan ke Tenaga Medis.
Bahkan, saat ini tes juga diutamakan kepada warga yang memiliki gejala klinis seperti demam tinggi, batuk, pilek, sesak napas dan punya riwayat bepergian ke daerah terjangkit dan mereka yang dianggap rentan terpapar covid-19.
"Kita utamakan tenaga medis karena mereka paling beresiko tertular. Rapid test juga sebagai screening awal untuk memutuskan tindakan bagi orang yang memiliki gejala klinis. Termasuk untuk memperluas cakupan orang dalam pemantauan," ucap Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Rabu (1/4).
Kembang mengaku, bahwa rapid diagnostik tes itu akan dibiayai APBD.
Dari tahap awal, Pemerintah Jembrana menyiapkan 100 alat rapid test bantuan dari pemerintah pusat.
Namun secepatnya alat rapid tes dalam jumlah besar akan dipenuhi dan sumbernya dari dana alokasi pergeseran pos-pos di APBD Jembrana untuk penanggulangan Covid-19.
"Selain rapid tes anggaran penyisiran itu juga diperuntukkan untuk pembelian peralatan medis, cairan disinfektan, alat pelindung diri, serta biaya insentif petugas yang terlibat dalam penanganan covid-19," tegasnya.
Terpisah, Direktur RSU Negara, dr IGB Oka Parwata mengatakan Rapid test merupakan langkah awal cepat untuk mengidentifikasi penularan corona.
Apalagi, tes rapid itu hasilnya akan keluar hanya dalam 15 menit. Akan tetapi, untuk memastikan hasil yang lebih akurat tetap butuh hasil pemeriksaan laboratorium.
RSU Negara sudah menggelar tes rapid pada Rabu (1/4) pagi tadi ke petugas medis, yang selama ini terlibat dalam penanganan corona.
Termasuk dilakukan kepada mereka yang masuk dalam kategori pemantauan untuk mengetahui lebih cepat sekaligus melaksanakan tindakan lanjutan.
Dalam rapid tes tahap pertama ini selain Wabup Kembang, Bupati Jembrana I Putu Artha dan Sekda Made Sudiada serta pejabat penanganan covid 19 Jembrana yang rentan terpapar virus ikut menjalani tes. Dan hasilnya semuanya negatif.
"Sejauh ini semua hasilnya negatif," jelasnya. (*)