4 Hal Ini Bisa Dilakukan untuk Tumbuhkan Empati pada Anak, Termasuk Ambil Ruang untuk Diri Sendiri

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa anak yang empatik hanya akan menjadi anak yang sensitif yang menggunakan hati mereka di mana saja.

Gambar oleh ????????? ????????? dari Pixabay
Foto ilustrasi ibu dan anak laki-lakinya di taman 

Mereka memerhatikan saat kita berinteraksi dengan pasangan kita, orangtua kita, dan bahkan kucing atau binatang lain yang kita temui.

Namun demikian, kita harus menyadari bahwa anak mendapat pengalaman berempati bukan hanya dengan melihat kita melakukannya pada orang lain, tapi juga bagaimana cara kita berinteraksi dengan anak.

Bahas Persiapan Ramadan, Presiden Minta Distribusi Logistik Jangan Sampai Terganggu

Penguatan Pencegahan Corona, Koster Instruksikan Pembatasan Keluar Masuk Bali Diperketat

2. Bantu mengenali perasaan

Ketika kita dapat membantu anak mengenali perasaan orang lain, kita selangkah lebih dekat untuk membantu mereka memahami orang lain.

Ketika kita menggambarkan bagaimana seorang anak yang ada di toko merasa sedih, karena tidak bisa mendapatkan mainan yang diinginkan atau menceritakan karakter di sebuah buku yang sedang marah karena teman mereka tidak ingin berbagi mainan, di saat itu kita membantu mereka mengingat bahwa mereka pernah merasa sedih atau kesal juga.

Selain membantu anak mengenali perasaan dengan sebuah kata, kemudian bicaralah tentang apa yang mungkin diperlukan.

Misalnya, "Mereka mungkin tak akan merasa sedih lagi, jika mereka mendapat pelukan atau dibantu mendapatkan tempat yang tenang untuk beristirahat."

3. Bersabar

Kita tidak bisa mendorong anak berempati dengan memaksanya melakukan permintaan maaf.

Seperti yang dijelaskan oleh Dr. Laura Markham dalam Peaceful Parents, Happy Kids, memaksa anak untuk meminta maaf tidak mendorong mereka memperbaiki hubungan atas kehendak mereka sendiri.

Bahkan, kita mungkin hanya meminta mereka belajar bagaimana menghindari masalah lebih lanjut atau justru membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri, tanpa memahami sudut pandang orang lain.

Daniel Siegel, professor klinis psikiatri di Fakultas Kedokteran UCLA dan Dr. Markham merekomendasikan untuk menenangkan pikiran dan berdiskusi dengan anak sebelum terlibat dalam pemecahan masalah yang terjadi.

Kita tentu mengerti, betapa sulitnya mengatasi sesuatu ketika kita berada di puncak emosi.

Sebagai orangtua, kita perlu memberikan beberapa panduan untuk tidak hanya menyelesaikan masalah utama, tetapi juga mendorong anak tentang cara untuk tenang menghadapi setiap masalah, sehingga mereka memiliki kapasitas untuk terlibat dalam pemecahan masalah.

Sering Dikaitkan dengan Kekecewaan, Arti Mimpi Terbang Ternyata Juga Berhubungan dengan Jodoh

4. Ambil ruang

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved