Corona di Bali
Seberapa Efektif Rapid Test Mendeteksi Covid-19 ?, Ini Faktanya
Seberapa efektifkah rapid test untuk mengetahui tanda-tanda Covid-19 bersarang di tubuh manusia ?
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Rapid Tes negatif justru memberikan rasa aman palsu pada orang yang tidak disiplin sanitasi dan disiplin perilaku sehat.
Ia bisa menjadi sumber penular dengan percaya dirinya karena dinyatakan negatif.
Prof. Mahardika justru lebih menyarankan pada uji Polymerase Chain Reaction (PCR).
Uji PCR yang dikembangkan Pemenang Nobel Karry Mullis, secara teori hanya memerlukan satu partikel virus.
“Perhatikan, hanya satu partikel. Jadi yang negatif pada rapid test hanya bisa dikonfirmasi dengan PCR,” jelasnya.
Meskipun PCR memiliki tingkat kepekaan lebih tinggi dibandingkan rapid test, makna bagi penderita yang negatif juga tidaklah banyak.
Mereka tetap bisa tertular sesaat setelah pengambilan sampel PCR maupun hari-hari setelahnya.
“Uji cepat dan PCR hanya alat bantu dokter dan satgas Covid-19 untuk mengambil keputusan untuk pasien dan kebijakan. PCR yang sangat sensitif, 1 molekul DNA ganda setelah 40 siklus PCR menjadi 1.099.511.627.776. Untuk RNA tunggal Covid-19 menjadi 2 pangkat 38 sama dengan 274.877.906.944. Waktu 40 siklus sekitar 2 jam. Cara terbaik hanya satu, di rumah saja, ngoyong jumah, stay home,” pungkas dia. (*)