Corona di Bali
Seberapa Efektif Rapid Test Mendeteksi Covid-19 ?, Ini Faktanya
Seberapa efektifkah rapid test untuk mengetahui tanda-tanda Covid-19 bersarang di tubuh manusia ?
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebagai satu diantara upaya dari pemerintah untuk mendeteksi dan menanggulangi penyebaran virus Corona atau Covid-19 adalah dengan melakukan tes cepat atau rapid test.
Lantas seberapa efektifkah rapid test untuk mengetahui tanda-tanda Covid-19 bersarang di tubuh manusia ?
Ahli Virologi Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika menjelaskan, uji cepat efektif mendeteksi virus setelah 7 hari orang tertular.
“Antibodi terhadap infeksi apa saja baru kelihatan hari ke-7 sampai ke-10 setelah tertular. Jumlahnya biasanya masih sedikit di dalam darah. Masa inkubasi, yaitu waktu dari sejak tertular sampai munculnya gejala sakit, untuk Covid-19 bisa antara 2-14 hari. Karena itu jika dilakukan rapid test sebelum hari ke-7 ya pasti negatif,” terangnya kepada Tribun Bali, Jumat (3/4/2020).
• Ternyata Asupan Vitamin C pada Anak Bukan untuk Mencegah Flu tapi Cegah Penyakit Ini
• Seluruh Pemain Cabaret di Sebuah Klub Malam Jepang Positif Covid-19, Pihak Klub Panggil Para Tamu
• Karyawannya Meninggal Dunia Diduga Terinfeksi Covid-19, Pegadaian Ambil Langkah Begini
“Apalagi Anggota DPR dan DPRD minta didahulukan. kalau negatif memang hari berikutnya sudah aman Covid-19 ?,” imbuh dia.
Lanjutnya, rapid test dikembangkan untuk penapisan cepat.
Ujinya bisa untuk deteksi antibodi atau deteksi virus dan perlu antibodi serta virus dalam jumlah banyak.
“Saya belum tahu pasti uji cepat mana yang beredar di Indonesia,” tutur dia.
Bahkan, karena variasi individu dan memerlukan antibodi yang banyak, pengujian yang dilakukan setelah hari ke-10 pun masih bisa negatif.
“Negatif tapi belum tentu tak membawa virus. Negatif hari ini, saat setelah uji dan hari-hari berikutnya tetap bisa tertular,” jelasnya.
Lebih jauh, ahli virus asal Bali ini menerangkan, virus masuk kedalam tubuh manusia selalu dalam jumlah kecil. Masa awal kemungkinan menginfeksi selaput lendir mata, hidung, atau mulut atau ketiganya atau dua tempat sekaligus.
“Satu siklus virus itu, dari masuk sampai keluar sel, perlu beberapa puluh menit sampai beberapa jam,” ujarnya.
Virus anakan tersebut kemudian menginfeksi sel di sekitarnya dan sebagian masuk cairan limfe dan darah.
“Jumlah di tempat ia masuk awalnya selalu sedikit,” bebernya.