Disdukcapil Gianyar Belum Bisa Layani Perekaman Data Kependudukan, Pelayanan Hanya Via WA

masyarakat mengirimkan kelengkapan data kependudukan yang diurusnya, ke nomor WA yang disediakan Disdukcapil.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
Kantor Disdukcapil Gianyar tampak lengang, Senin (6/4/2020). Saat ini Disdukcapil Gianyar hanya melayani pengurusan data kependudukan via WhatsApp. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Sejak Bali ditetapkan sebagai wilayah siaga darurat covid-19, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Gianyar, hanya melayani kepengurusan perbaikan data kependudukan.

 Pelayanan itupun hanya dilakukan melalui WhatsApp (WA).

Hal ini untuk mencegah penularan covid-19 di lingkungan Disdukcapil Gianyar.

Kondisi ini juga menyebabkan Disdukcapil tidak bisa melakukan perekaman hingga saat ini.

Antisipasi Penularan Covid-19, LPM Kelurahan Renon Denpasar Bagikan 3.500 Masker Kain ke Warga

Per Orang Dapat Rp 3.550.000,Pekerja Korban PHK Terdampak Covid-19 Bisa Ikut Program Kartu Pra Kerja

Namun demikian, sejak kebijakan tersebut berlangsung, hingga saat ini tidak ada masyarakat keberatan.

Kepala Disdukcapil Gianyar, Putu Gede Bayangkara, Senin (6/4/2020) memaparkan sistem layanan WA dimaksud.

 Yakni, masyarakat mengirimkan kelengkapan data kependudukan yang diurusnya, ke nomor WA yang disediakan Disdukcapil.

 Nomor ini dipasang di depan pintu pelayanan, disiarkan di radio, dan dalam waktu dekat ini juga akan tempel di setiap kantor desa.

“Jelas ada (penurunan jumlah masyarakat yang datang ke Disdukcapil). Karena kan mereka juga mulai was-was dengan pandemik ini. Tapi tetap juga banyak ke kantor, mengambil berkasnya yang sudah sekesai. Karena ini tidak bisa dilakukan via WA,” ujarnya lalu tersenyum.

Bayangkara mengatakan, kendala yang dihadapi dengan sistem ini, seperti, pelayanan yang relatif lambat.

“Alasannya, karena kita harus memberkas dulu pesan WA yang masuk, membagikan pada staf terkait untuk dikerjakan,” ujarnya.

Kendala juga terjadi dari sisi pengambilan. Kata dia, dalam hal ini, setiap berkas yang sudah selesai, maka diumumkan pada masyarakat yang bersangkutan untuk diambil di hari yang telah ditentukan pihaknya, guna mengindari mebludaknya masyarakat yang datang.

 Namun karena permasalahan waktu yang dimiliki masyarakat, mereka yang seharusnya mengambil hari Senin, justru datang haru Selasa, dan hal ini bertentangan dengan perhitungan jumlah kedatangan yang ditetapkan pihaknya.

“Pengambilan, kita atur sesuai dengan jumlah, biar tidak sampai membludak. Kadang mereka jadwalnya bentrokan, yang harusnya kemarin mereka ambil hari ini, jadi membludak. Kendala lain kita tidak bisa melayani perekaman dan melayani yang bersentuhan langsung. Solusinya, selama ini kita kan dari sisi keamanannya, kalau warga yang datang kan kita harus sediakan sarana cuci tangan, setiap hari kita semprot peralatan dengan disinfektan, handsenitizer, dan itu kita sudah punya,” ujarnya.

Namun karena tidak memiliki alat pengukur suhu tubuh, sehingga perekaman belum bisa dilakukan.

Bayangkara menegaskan, jika perekaman itu sangat mendesak, pihaknya akan berusaha melayani. Namun selama ini, belum ada warga yang datang menyatakan mendesak.

“Kita sudah sempat memesan alat pengukur suhu badan, tapi belum dapat. Tapi beruntung, sampai saat ini belum ada yang mendesak. Kalau pun ada yang butuh perekaman mendesak, kita tetap layani,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved