Corona di Indonesia

Dirjen Layanan Kesehatan Kemenkes: Puskesmas Ikut Sediakan Layanan Pemeriksaan COVID-19

"Salah satu peran yang dilakukan puskesmas adalah melakukan screening (pemeriksaan awal) terhadap COVID-19.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Pixabay
Ilustrasi tes virus corona 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, JAKARTA - Sejumlah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Indonesia ikut menyediakan layanan pemeriksaan COVID-19 melalui uji antibodi (rapid test) dan pengambilan sampel cairan di tenggorokan (throat swab).

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo, di Jakarta, Selasa (7/4/2020).

"Salah satu peran yang dilakukan puskesmas adalah melakukan screening (pemeriksaan awal) terhadap COVID-19.

Metode screeening yang dilakukan adalah hasil penelusuran terhadap masyarakat yang diduga kontak erat dengan kasus COVID-19 yang positif," jelas Bambang dalam sesi jumpa pers di Graha BNPB.

Diduga Cemburu, Shinta Layangkan Bogem ke Wajah Intan

Update Virus Corona di Jembrana - Pasien Positif Covid-19 di Jembrana Jadi Empat,Bertambah Dua Orang

Di Tengah Pandemi Covid-19, Warga Perumahan Purnawira Denpasar Mengeluh Air PDAM Mati

Sebelum uji antibodi atau tes swab dilaksanakan, petugas puskesmas akan melakukan wawancara dan pemeriksaan epidemiologi terlebih dahulu ke pasien.

Jika hasil pemeriksaan awal menunjukkan ada indikasi kuat COVID-19, petugas puskesmas akan mengambil darah pasien untuk diuji tingkat antibodi-nya melalui rapid test.

"Pengambilan darah dapat dari pembuluh kapiler atau ujung jari. Cara lain adalah melalui swab pada tenggorokan maupun pangkal hidung kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasilnya akan diinformasikan kemudian apakah bapak/ibu positif atau negatif," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Bambang menjelaskan pasien yang tidak menunjukkan gejala sakit berat akan diminta untuk mengisolasi diri dari rumah.

"Bila tes antibodi (rapid test) positif, tetapi tidak ada tanda gejala sakit berat, maka akan dilakukan isolasi diri di rumah kemudian puskesmas dan rumah sakit setempat akan memberi edukasi, informasi, dan monitor mengenai apa yang harus dilakukan bapak/ibu semua melalui pemanfaatan handphone secara online," papar Bambang.

Langkah itu dilakukan karena keterbatasan tenaga kesehatan dan kapasitas layanan di puskesmas serta sejumlah rumah sakit untuk menangani pasien COVID-19.

Pemerintah Indonesia melaporkan per Senin 6 Maret kemarin jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 2.491 pasien.

Dari angka itu, 192 di antaranya dinyatakan sembuh, sementara 209 lainnya meninggal dunia.

DKI Jakarta masih jadi provinsi dengan jumlah pasien positif COVID terbanyak, yaitu 1.232 kasus. Dari jumlah itu, 65 pasien sembuh dan 99 meninggal dunia.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved