Corona di Bali

Force Majeure Global, Indekos Harus Bertahan Diri, Sipeng 3 Hari di Bali: Harus Jamin Logistik

Terkait wacana Sipeng Eka Bratha selama 3 hari 18-20 April 2020, jika benar akan direalisasikan maka Pemerintah harus memastikan logistik kebutuhan

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ady Sucipto
Gambar oleh ?? ? dari Pixabay
Foto pria yang sedang stres 

 

 
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Terkait wacana Sipeng Eka Bratha selama 3 hari 18-20 April 2020, jika benar akan direalisasikan maka Pemerintah harus memastikan logistik kebutuhan pokok masyarakat mencukupi.

“Dari sisi sosial harus terpenuhi, bagaimana persiapan logistik untuk masyarakat, logistik tersedia sayur mayur, beras, hingga tempat penginapan.

Siapa tahu warga kerja di hotel tidak bisa pulang di mana dia menginap harus dipikirkan juga,” kata pengamat sosial, Gusti Bagus Suka Arjawa kepada Tribun Bali, Selasa (7/4/2020).

Pengamat Unud Soal Virus Corona : Jangan Semua Dibebankan Pemerintah

Pandemi Covid-19, Salat Tarawih Dilakukan di Rumah, Bukber dan Sahur On The Road Ditiadakan

Sebelum Finalisasi Pembahasan Sipeng 3 Hari di Bali, Ini Masukan Dari Pengamat Sosial Unud

Sementara itu, penghuni indekos diminta agar sebisa mungkin bertahan dan menjaga diri dalam situasi force majeure global seperti ini.

“Anak kos jangan terlalu manja, persiapkan diri, irit, jangan konsumtif, kalau bisa masak ya masak, beli beras kiloan, daging kalengan, mie instan kan bisa, 3 hari saya rasa masih bisa mencukupi, kecuali 2 minggu baru akan bermasalah,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Desa Adat Provinsi Bali berencana menggelar Sipeng, yakni serupa pelaksanaan Nyepi yang bakal digelar selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 18 April sampai 20 April 2020.

Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan bahwa Sipeng itu baru sebatas lontaran rencana dari Majelis Desa Adat dengan maksud untuk memutus rantai penularan virus corona atau covid 19 di Bali

"Itu baru sebatas rencana. Kami perlu rapatkan dulu .

Tanggal 8 April ini kami putuskan hasilnya. Kalau jadi, tentu ada surat edaran resmi dari Majelis Desa Adat," kata Ida  Panglingsir Agung Putra Sukahet yang juga Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) saat dihubungi Tribun Bali.

Jikapun nantinya rencana tersebut dilaksanakan, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan bahwa pelaksanaan Sipeng tersebut tidaklah sama dengan Nyepi yang selama ini dijalankan di Bali, yakni ada amati geni, amati karya, amati lelungan, dan lelanguan.

Melainkan hanya tidak boleh keluar rumah saja.

"Oh kalaupun jadi, tidak seperti itu. Ini hanya karena adanya penyebaran virus corona saja," tegasnya. (*)

 

 
 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved