Provider Tak Bisa Seberangkan Material, Penanganan Blank Spot di Desa Sekartaji Nusa Penida Tertunda
Kebijakan tersebut membuat provider tidak bisa menyeberangkan material dan infrastruktur telekomunikasi, sehingga penanganan blank Spot
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Penanganan blank spot di beberapa desa di Nusa Penida, khususnya di Desa Sekartaji terkena imbas dari kebijakan physical distancing.
Kebijakan tersebut membuat provider tidak bisa menyeberangkan material dan infrastruktur telekomunikasi, sehingga penanganan blank Spot di Desa Sekartaji harus tertunda.
Kepala Diskominfo Klungkung I Wayan Parna menjelaskan, saat ada 4 Desa di Klungkung yang masih mengalami Blank Spot di Nusa Penida yakni Desa Sekartaji, Desa Suwana, Klumpu dan Batukandik.
Bupati Suwirta pun sempat melakukan pendekatan ke penyedia jasa telekomunikasi dan ada beberapa provider yang siap membantu dengan menyediakan infratruktur komunikasi wilayah yang masih mengalami blank spot.
• BI Kerjasama Repo Line dengan Amerika Serikat Sediakan Likuiditas Dolar AS
• WIKI BALI - Nama Perbekel, Perangkat Desa dan Tugas Pokok di Desa Dauh Puri Kauh Denpasar Barat
• Singapura Memberikan Sumbangan ke Indonesia Guna Menanggulangi COVID-19
" Ada provider yang sudah oke, dan sudah siap realisasi. Rencananya tower akan dipasang di Bukit Teletubies, karena pertimbanganya secara teknis, sinyal sudah bisa menjangau Desa Sekartaji dan sekitarnya ," ungkap Wayan Parna, Rabu (8/4/2020).
Jika semua proses lancar, sebenarnya bulan Juni ini masyarakat di Desa Sekartaji dan sekitarnya sudah bisa memanfaatkan sinyal komunikasi dan internet.
Hanya saja pandemi corona sementara menghambat realisasi itu.
Kebijakan physical distancing membuat pihak provider, tidak bisa menyeberangkan material serta infrastruktur telekomunikasi ke Nusa Penida.
" Padahal sudah oke dan sudah berproses semuanya. Saat kami eksekusi, ada pandemi dan kebijakan phsycal distance. Sehingga provider tidak bisa sebrangkan material dan infrastruktur ke Nusa Penida," tegas Wayan Parna.
Menurut Parna, sementara penyeberangan ke Nusa Penida lebih diprioritaskan untuk sembako dan komoditi pokok lainnya.
Dengan kondisi saat ini, pihaknya tidak bisa memastikan kapan penyediaan infratruktur telekomunikasi bisa dipasang di Nusa Penida.
Ia pun berharap pandemi covid-19 bisa berakhir, dan semua aktivitas bisa normal.
" Dengan kondisi seperti ini, kami minta masyarakat dan pemerintah untuk menjalankan web desa untuk memanfaatkan jaringan yang sudah ada dulu," ungkapnya. (*)