Seminggu Sudah Dipanen, Padi di Jembrana Belum Ada Pembeli

Mereka mensinyalir dampak dari wabah Covid-19 yang membuat tidak ada orang yang mau untuk menebas atau membeli.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Subak Brawantangi Desa Tukadaya Kecamatan Melaya, Rabu (8/4). 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Padi milik petani di Jembrana belum ada pembeli.

Petani Jembrana mulai resah terhadap kondisi yang tidak menentu beberapa waktu belakangan ini.

Mereka mensinyalir dampak dari wabah Covid-19 yang membuat tidak ada orang yang mau untuk menebas atau membeli.

Hal ini disampaikan beberapa petani di Subak Brawantangi Desa Tukadaya Kecamatan Melaya, Rabu (8/4/2020).

Satgas Penanganan Covid-19: Delapan Tenaga Medis RSD Mangusada Badung Isolasi Diri di Rumah Singgah

Wilayah Kelurahan Panjer Akan Disemprot Disinfektan 10 April, Dilakukan Bertahap Menyasar Zona Merah

Salah satunya ialah Wayan Herjaya, yang mengaku garapan padi yang ditanam, biasanya akan mendapat pembeli atau penebas di tiga pekan sebelum panen.

Namun, kondisi saat ini, seminggu lebih sudah masa panen berlangsung, padi juga belum terjual.

"Biasanya tiga minggu sebelum itu sudah ada saudagar yang memberi panjar (uang tanda jadi) atau melihat dan datang ke sawah. Sekarang hampir semua masih sepi," ucapnya.

Herjaya juga mengatakan, ketika tidak ada saudagar yang membeli maka panen akan lambat, kemudian mengakibatkan gagal panen ataupun mereka merugi.

Petani pun tidak dapat memanen sendiri, dikarenakan faktor biaya yang cukup besar.

Apalagi, waktu penggarapan dan benih juga sudah mengeluarkan biaya.

"Kalau panen sendiri biayanya mahal. Biaya oprasional tidak nutut, pak," jelasnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved