Masker untuk Cegah Corona Ternyata Bisa Merusak Wajah, Simak Cara Pemakaian dari Ahli Ini
Alasan utama iritasi kulit adalah keringat pemakai di bawah masker yang menyebabkan gesekan dan kerusakan, terutama di sekitar hidung dan pipi.
TRIBUN-BALI.COM – Masker wajah menjadi sangat penting dalam peralatan untuk pencegahan pandemi virus corona.
Pada awal pandemi, hanya petugas kesehatan dan mereka yang berhubungan dekat dengan orang yang terinfeksi disarankan untuk memakai masker ini.
Namun, seiring penyebaran pandemi, saran tersebut telah diperbarui.
Sekarang semua orang wajib memakai masker untuk mencegah terinfeksi.
• Ikuti Intruksi di Rumah Saja, Pemain Bali United M Taufiq Pilih Bersepeda dan Jadi Guru Temporer
• Tips Atasi Kejenuhan Anak Saat Belajar di Rumah dari Psikolog, Termasuk Kurangi Mengeluh
• 5.279 KPM di Badung Berhak Terima Kartu Sembako, Ringankan Beban Masyarakat Hadapi Pandemi Covid-19
Namun, tahukan kamu bahwa dengan penggunaan masker yang lama, bisa iritasi kulit hidung dan pipi?
Padahal, masker seharusnya memang dipasang pas di area ini untuk perlindungan maksimal.
Tapi, semakin ketat, semakin besar pula kemungkinan iritasi dan korosi pada permukaan kulit.
Sebuah penelitian terbaru oleh ahli dermatologi di Universitas Huddersfield menyelidiki hal yang sama.
Ini menunjukkan bahwa alasan utama iritasi kulit adalah keringat pemakai di bawah masker yang menyebabkan gesekan dan kerusakan, terutama di sekitar hidung dan pipi.
• Strawberry Bisa Awet Sampai Setahun, Bagaimana Cara Menyimpannya?
• Air Nanas Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Intip Cara Mudah Membuatnya
• Takut Dibawa ke Kantor Polisi Setelah Curi Kotak Amal, Pria Ini Mengaku ODP
Tekanan pada masker
Tekanan terbentuk sebagai akibat dari penguraian kulit dan lapisan di bawahnya karena tekanan ekstra pada kulit.
Ini adalah kerusakan paling umum yang terjadi karena penggunaan masker wajah yang berkepanjangan.
Air mata dan bisul semacam itu dapat meningkatkan risiko infeksi.
Mereka juga menyebabkan banyak rasa sakit dan meninggalkan bekas luka.
Nah, obat untuk kerusakan kulit tersebut adalah membalut lukanya untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
• Virgo Terlalu Tertutup, 4 Zodiak Ini Diprediksi Sulit Mendapatkan Jodoh
• Pasien Positif Corona di Banyuwangi Dinyatakan Sembuh
• 4 Hal Ini Jadi Penyebab Ponsel Lemot, Salah Satunya Aplikasi Masih Terbuka
Namun, dalam kasus tertentu juga perlu kehati-hatian, mengenakan pembalut luka akan mencegah masker dari pemasangan dengan benar dan dengan demikian meningkatkan risiko infeksi.
Lebih lanjut, Kelompok orang yang paling rentan terhadap efek buruk dari masker wajah adalah praktisi medis di seluruh dunia.
Mereka bekerja berjam-jam di rumah sakit dan tidak punya pilihan lain selain memakai topeng selama 24 x 7 jam.
Kepanikan dan lingkungan rumah sakit yang penuh tekanan menambah masalah mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh para dokter di Universitas Huddersfield menawarkan beberapa potong yang dapat diikuti oleh orang-orang yang memakai masker untuk waktu yang lama.
Penting untuk menjaga kulitmu tetap terhidrasi dan lembab untuk meminimalkan gesekan dan kerusakan yang disebabkan masker.
Kamu juga dapat mencoba mengoleskan krim, setidaknya 30 menit sebelum mengenakan masker.
• Sebelum Menikah So Ji Sub Sudah Siapkan Rumah Mewah Rp 81 Miliar di Kawasan Elite Korea
Tekanan masker harus dikurangi setiap dua jam
Dianjurkan bagi praktisi medis untuk masuk ke tempat yang aman, di mana tidak ada risiko infeksi, dan melepas masker untuk menghilangkan tekanan.
Kamu juga dapat menggunakan waktu ini untuk membersihkan kulit.
Hal-hal di atas adalah aturan umum bagi siapa saja yang mengenakan masker untuk jangka waktu yang lama.
Kemudian, memastikan kulitmu bersih dan bebas keringat, serta kamu bisa melepas topeng dengan aman saat merasa ada iritasi (*)
Artikel ini telah tayang di Grid ID dengan judul "Hati-hati! Masker untuk Mencegah Corona Ternyata Bisa Merusak Wajah, Simak Tips Aman dari Ahli"