Corona di Bali

Cerita Sosialisasi Covid-19 Satpol PP Denpasar, Dini Hari Masih di Jalan, Tak Punya Thermo Scanner

Kasatpol PP Kota Denpasar, I Dewa Gede Anom Sayoga terlihat terus memantau ponselnya saat ditemui di kantornya.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Satpol PP Kota Denpasar
Satpol PP Kota Denpasar saat melakukan pemantauan terkait social distancing 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Setiap hari, pasukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar, dalam suasana wabah virus corona harus berkeliling untuk mengingatkan masyarakat.

Mereka membubarkan masyarakat yang berkumpul atau membuat keramaian, mengingatkan untuk melakukan social distancing, hingga mengawal jalannya Surat Edaran tentang pembatasan jam operasional pasar hingga pusat perbelanjaan.

Kasatpol PP Kota Denpasar, I Dewa Gede Anom Sayoga terlihat terus memantau ponselnya saat ditemui di kantornya.

Menurutnya, dirinya sedang memantau anak buahnya yang sedang bertugas di lapangan untuk melakukan sosialisasi serta pembubaran kerumunan jika ditemukan.

Selain itu, dirinya juga memantau media sosial, sambil mencari informasi seandainya ada yang melakukan pelanggaran terkait pelaksanaan social distancing.

Jika ia menemukan informasi tersebut di media sosial, dengan pesan suara dirinya memerintahkan satu regu untuk melakukan pengecekan ke lokasi yang disebutkan.

"Petugas kami selalu turun ke lapangan. Sasarannya tempat-tempat umum termasuk tempat-tempat yang memicu terjadinya kerumunan seperti pasar, finance, maupun lainnya," kata Sayoga.

Saat ditemui, dirinya mengaku sedikit kelelahan, karena dirinya ikut keliling sampai pukul 02.00 Wita.

"Saya jam 02.00 pagi masih di jalan keliling," katanya.

Apalagi kini ada pembatasan jam operasional untuk pasar, pusat perbelanjaan hingga warung-warung.

Sehingga mau tak mau dirinya juga ikut berkeliling bersama anak buahnya.

Namun dirinya harus pandai mengatur jadwal petugasnya yang berjaga sehingga tak membuat mereka kelelahan dan akhirnya jatuh sakit.

"Ya lumayan payah, tapi harus dijalankan. Oleh karenanya saya harus atur jadwal agar petugas tidak kelelahan, agar mereka bisa beristirahat," kata Sayoga.

Walaupun petugasnya turun langsung ke lapangan termasuk melakukan pembubaran kerumunan, namun tak ada pelindung yang memadai.

Untuk pembelian masker pun harus menggunakan dana sendiri karena anggaran yang ada sedikit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved