Berita Bali

Ekspor Vanili Bali Tahun 2025 Capai 126 Ton dengan Nilai Rp 56,5 Miliar

Si emas hijau dari Indonesia tersebut memiliki kadar vanili yang tinggi dan aroma yang kuat, tak heran kalau banyak diminati. 

istimewa
Vanili Bali yang diekspor ke beberapa negara di tahun 2025 ini. Ekspor Vanili Bali Tahun 2025 Capai 126 Ton dengan Nilai Rp 56,5 Miliar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ekspor komoditas vanili pada triwulan ketiga tahun 2025 di Bali mengalami lonjakan dibanding triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Hal itu berdasarkan data dari Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Bali (Karantina Bali). 

Dari data sertifikasi Karantina Bali, tercatat ekspor vanili hingga bulan ini sebanyak 126 ton dengan total nilai ekspor sebesar Rp 56,5 miliar rupiah. 

"Nilai itu meningkat, terutama pada triwulan ketiga ini, pada triwulan pertama jumlahnya sekitar 14 miliar, sedangkan triwulan ketiga ini sebanyak 28,7 miliar," ungkap Heri Yuwono, Kepala Karantina Bali melalui keterangan tertulisnya pada Rabu 8 Oktober 2025.

Baca juga: Permintaan Ekspor Mobil Classic Tuksedo Studio Tinggi, Namun Terkendala Regulasi

Menurut Heri, beberapa negara tujuan ekspor vanili dari Bali di antaranya adalah Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Jepang. 

Ia menyebut bahwa Karantina Bali terus mendukung dan memberikan pelayanan terbaik untuk kelancaran ekspor vanili dan komoditas karantina lainnya. 

Memastikan bahwa komoditas yang akan diekspor dari Bali aman, bebas hama dan penyakit, serta memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa vanili merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat menjanjikan. 

Si emas hijau dari Indonesia tersebut memiliki kadar vanili yang tinggi dan aroma yang kuat, tak heran kalau banyak diminati. 

Indonesia juga menjadi produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar. 

Lebih lanjut, Heri menyampaikan bahwa Barantin melalui Karantina Bali berkomitmen untuk mendukung program prioritas pemerintah yaitu mendukung ketahanan pangan serta perdagangan global.

"Peningkatan layanan melalui digitalisasi, peningkatan SDM, analisis laboratorium yang berkualitas, juga sinergi antar lembaga terutama di tingkat daerah akan terus kami lakukan, termasuk pendampingan pelaku usaha agar komoditasnya memenuhi persyaratan karantina negara tujuan," pungkas Heri. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved