Ngopi Santai

Anomali Paman Sam dan Elang Super Afrika

Di kota tersebut sekelompok masyarakat justru menggelar aksi protes terhadap kebijakan Gubernur Michigan memperpanjang masa karantina terbatas.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/CHIP SOMODEVILLA
Tokoh Afrika Amerika dan pendukungnya meletakkan tangan di hadapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di mana mereka mendoakannya dalam pertemuan di Ruang Kabinet Gedung Putih, Washington, pada 27 Februari 2020 

Menurut Trump, hal ini telah menyebabkan negara-negara lain kehilangan waktu krusial untuk bersiap dan menunda keputusan physical distancing atau lockdown.

"Seandainya WHO melakukan tugasnya membawa para ahli medis ke China untuk menilai secara obyektif situasi di lapangan dan membeberkan kurangnya transparansi China, wabah itu bisa diatasi pada sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," demikian Trump.

Lagi-lagi China yang dia tuding. Saat hampir semua pemimpin dunia menggalang solidaritas demi aksi kemanusiaan mengadapi Covid-19, Trump tetap saja bertengkar dan menuduh saingannya China.

Dunia sesungguhnya tidak kaget.

Sebab Trump memang terkesan anggap remeh terhadap keganasan Covid-19 ketika virus ini mulai menelan
korban jiwa di Wuhan bulan Februari lalu.

Trump sempat melukiskannya sebagai virus biasa yang tak mesti dicemaskan secara berlebihan.

Ketika korban terus berjatuhan di Korea, Iran dan Italia pun, pemerintahan Trump masih melihat sebagai sesuatu yang biasa.

Amerika baru terkejut saat kematian di Amerika melonjak drastis sejak penghujung Maret 2020.

Keputusan pemerintahan Trump menghentikan dana bagi WHO merupakan anomali dalam versi berbeda. Langkah kontraproduktif di tengah usaha bersama dunia memerangi corona.

Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat tersebut. Tedros terus menyerukan persatuan global untuk memerangi pandemi virus corona.

"Amerika Serikat telah lama menjadi sahabat WHO yang dermawan dan kami harap itu akan terus berlanjut," ujar Tedros, Rabu (15/4/2020).

"Kami menyesalkan keputusan presiden Amerika serikat yang memerintahkan penghentian pendanaan untuk WHO," imbuh Direktur Jenderal WHO itu seperti dilansir kantor berita Reuters.

Tedros mengatakan, anggota WHO pasti akan menilai kinerja badan dunia tersebut dalam menghadapi krisis kesehatan sejagat ini.

"Pada waktunya, kinerja WHO dalam menangani pandemi ini akan ditinjau oleh negara-negara anggota WHO dan badan-badan independen untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas," ujarnya.

Tedros menambahkan, selain memerangi pandemi Covid-19, WHO juga membantu banyak orang miskin dan lemah di dunia yang berjuang melawan penyakit dan kondisi lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved