Corona di Bali

BREAKING NEWS: 2 PMI Asal Gianyar Dinyatakan Positif Covid-19

Karena itu, pihaknya meminta pada para PMI supaya saat tiba di Bali, jangan menyembunyikan keluhan sakit.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
Pixabay
Ilustrasi corona di Indonesia 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Kondisi penularan virus corona atau covid-19 di Kabupaten Gianyar, Bali belum menunjukkan ke arah yang lebih baik, sejak beberapa hari ini.

Sebab terus terjadi penambahan kasus setiap harinya.

Seperti, Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 11.28 Wita, Ketua Satgas Covid-19 Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya mengonfirmasi ada dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Gianyar yang positif.

Wisnu Wijaya, yang juga menjabat Sekda Gianyar ini mengataikan, pada Kamis (16/4/2020), rekapan data positif covid-19 di Kabupaten Gianyar sebanyak sebelas orang.

Namun Jumat siang ini, bertambah menjadi 13 orang, dimana satu orang berasal dari luar Kabupaten Gianyar.

Pasca-Sembuh dari Covid-19, Pria di Bali Ini Rasakan Paru-Paru Belum Normal: Minum Suplemen Khusus

Kisah Pasien Corona yang Melahirkan Saat Koma, Terbangun Sudah Menjadi Ibu Baru

Dan, dari total tersebut dua orang sebelumnya telah dinyatakan sembuh.

“Total jadi 13 orang positif sembuh dua orang, dan satu orang dari luar daerah Gianyar,” ujar Wisnu.

Kepada wartawan, Wisnu mengungkapkan kronologis tertularnya dua orang, yang menambah catatan positif covid-19 per Jumat (17/4/2020) ini.

“Satu orang pria berusia 25 tahun asal Blahbatuh, pekerjaan PMI. Tiba di Bali 30 Maret dari Italia. Yang bersangkutan memeriksakan diri ke RSUD Sanjiwani dengan gejala batuk pada 15 April. Sempat di-rapid test hasilnya positif, lalu untuk memastikan dilakukan test swab dan hasilnya juga positif. Saat ini dirawat di ruang airbone Sanjiwani,” ujar Wisnu.

“Pasien positif kedua ini seorang perempuan usia 35 tahun asal Kecamatan Gianyar. Pekerja PMI, datang dari Dubai 8 April. Sempat berobat ke RSUD Sanjiwani dengan keluhan batuk ada 15 April, lalu dites rapid hasilnya positif, dan hasil PCR juga positif,” ungkap Wisnu.

Wisnu tak menampik, selama ini pasien positif covid-19 sebagian besar PMI.

Karena itu, pihaknya meminta pada para PMI supaya saat tiba di Bali, jangan menyembunyikan keluhan sakit.

Dan, demi mengindari hal yang tidak diinginkan terhadap keluarga, harus siap melakukan isolasi.

Terlebih lagi saat ini Pemkab Gianyar telah menyediakan hotel sebagai ruang isolasi.

“Kami juga masih penjajakan kerja sama dengan hotel-hotel lainnya di Ubud,” tandasnya. 

Hotel Bintang 4 Untuk Karantina 

Pemkab Gianyar terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna menghadapi pandemi Covid-19.

Setelah memberikan hotel gratis untuk tenaga medis, Pemkab Gianyar juga telah menyiapkan hotel bintang empat untuk karantina para pekerja migran Indonesia (PMI), Rabu (15/4/2020).

Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra mengatakan, dalam menyiapkan tempat karantina untuk PMI di Gianyar, pihaknya telah menandatangi kerjasama dengan manajemen hotel Maxone yang berlokasi di Desa Pengosekan, Mas Ubud.

Tak sampai di situ, Satgas Covid-19 Gianyar juga saat ini masih terus berkeliling untuk menjajaki kerjasama dengan hotel-hotel lainnya.

"Dalam situasi seperti ini, kita hurus memanusiakan warga kita yang datang dari bekerja di luar negeri, mereka biasanya tidur di tempat yang nyaman, ketika datang tidak mungkin kita isolasi mereka di tempatkan seolah-olah harus dikucilkan" jelasnya.

Mahayastra menegaskan, hotel yang menjadi sasaran kerjasamanya adalah hotel berkelas, yakni dari berstandar bintang tiga hingga bintang empat.

Kerjasama ini bukan berarti Pemkab Gianyar mendapatkan hotel gratis untuk karantina ini.

Mereka harus tetap membayar.

"Biaya dianggarkan dari APBD Gianyar dalam pos anggaran penanganan Covid-19 sekitar Rp100 miliar. Kami masih terus menjejaki hotel-hotel yang mau diajak bekerjasama" ungkapnya.

Karantina di hotel ini, kata dia, lantaran tempat karantina di Bedulu, Blahbatuh saat ini sudah hampir penuh.

"Tempat karantina di Bedulu kapasitasnya sangat kecil dan sudah hampir penuh," tandasnya.

Manager Hotel Maxone Erllina, mengatakan kerjasama ini murni berlandaskan kemanusiaan. Pihak Pemkab sebelumnya telah berkomunikasi dengan owner terkait kerjasama ini.

 "Ada sekitar 65 kamar di hotel kami, 60 digunakan untuk karantina, sisanya untuk tenaga medis" ungkapnya.

Terkait fasilitas, kata dia, pihak hotel hanya menyediakan tempat karantina. Sementara terkait makan pagi, siang dan malam itu disediakan oleh dinas sosial.

Dalam pelayanan terhadap PMI yang dikarantina, pihak hotel tidak melibatkan karyawan bawahan, hanya menggunakan jajaran head.

"Karyawan DW tidak kami gunakan, kami hanya pakai head saja dalam pelayanannya nanti," ucapnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved