Corona di Bali
Miris, Pasien Bocah 5 Tahun Ditolak Warga Turun di Pelabuhan Padang Bai, Negosiasi pun Gagal
Miris, Pasien Bocah 5 Tahun Ditolak Warga Turun di Pelabuhan Padang Bai, Negosiasi pun Gagal
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
Namun tetap tidak berhasil membujuk warga, agar mengizinkan pasien tersebut berlabuh di Pelabuhan Padang Bai
"Akhirnya alternatif terakhir, speed boat harus bersandar di pelabuhan Banjar Bias Desa Kusamba, meskipun dengan resiko cuaca dan gelombang besar karena sudah petang," ungkap Wayan Yadnya.
Setelah berkomunikasi dengan warga setempat, warga langsung menuju pesisir walau saat itu Pelabuhan Banjar Bias telah tidak beroperasi.
Warga setempat, bersama polisi, dan TNI harus bergotong royong untuk membantu fast boat tersebut berlabuh ke pesisir.
Saat itu tidak ada tangga, yang biasa digunakan untuk menyebrangkan warga dari boat ke pesisir.
Sehingga ibu pasien Ni Wayan Junianti harus basah kuyup terkena ombak, ketika turun dari fast boat.
Sembari ia terus mendekap putranya yang sudah dalam keadaan lemas.
Pasien pun akhirnya berhasil dievakuasi ke RSUD Klungkung.
"Krisis pandemi global Covid-19 memberikan pelajaran sekaligus tamparan kepada kita.
Bahwa disamping hilangnya sumber pendapatan atau ekonomi, ada beberapa pihak atau masyarakat apakah mungkin karena keterbatasan informasi, hingga hilang rasa empati dan pri kemanusiaan," ungkap Wayan Yadnya.
Bendesa Adat Padang Bai Komang Nuriada ketika dikonfirmasi terkait hal itu mengatakan, warga sempat menolak karena belum adanya koardinasi kepada satgas covid-19 di Padang Bai.
Padahal setelah dikordinasikan dengan satgas dan tim kesehatan pelabuhan, boat itu diizinkan untuk merapat tapi keburu pergi.
"Serta yang paling membuat warga sempat menolak, ada warga menanyakan kepada sopir ambulance, kenapa tidak langsung diturunkan di Kusamba yang lebih dekat? Jawaban sopir ambulance, mengatakan kemungkinan di Kusamba speed boat itu ditolak berlabuh. Nah jawaban ini yang membuat warga kami resah," ungkap Komang Nuriada. (*)