Virus Corona

Bali dalam Sorotan Media Asing, Disebut Misterius Karena Angka Kematian Akibat Covid-19 Kecil

Media asing Asia Time menulis ada sesuatu yang misterius di Bali karena tak ada lonjakan angka kematian akibat wabah Covid-19.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Rizal Fanany
Seorang pecalang berjaga di kawasan Pantai Batu Belig, Kuta Utara, Badung, Rabu (1/4/2020). Pantai Batu Belig dan sejumlah kawasan pantai di Badung masih ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus Corona. 

Sementara semua aktivitas pariwisata akhirnya dihentikan pada 31 Maret....."

Artikel tersebut juga memaparkan data bahwa menurut sejumlah sumber diplomatik, masih ada 5.000 warga Australia di Bali, banyak dari mereka memiliki bisnis atau hidup dalam masa pensiun. 

Selain Australia, artikel tersebut menyatakan masih ada warga dari negara lainnya yang masih berada di Bali.

Asia Times bahkan menyebut Bali memiliki imunitas misterius untuk melawan wabah yang telah menewaskan 147.360 orang di seluruh dunia.

Tamparan Bagi Industri Pariwisata Bali
Tidak kali ini saja Bali menjadi sorotan internasional terkait pandemi Covid-19.

Sebelumnya, pada 25 Maret 2020 media asing lainnya, Aljazeera juga sempat menyoroti dampak pariwisata Bali jika kasus Covid-19 di Indonesia melonjak.

Dalam artikel berjudul "Bali fears for future, as Indonesia's coronavirus cases jump" di Aljazeera itu mengurai masa depan Bali yang mengkhawatirkan di tengah pandemi ini.

"Dari penelitian kami, kami tahu sekitar 80 persen dari PDB Bali didasarkan pada pariwisata," kata Ross Taylor, presiden Indonesia Institute di Universitas Monash Melbourne, sebagaimana dikutip dari artikel tersebut.

Artikel tersebut juga memuat tamparan bagi indistri pariwisata Bali dengan menyebut bahwa selama 15 tahun terakhir, kaum muda telah pindah ke daerah wisata untuk mencari pekerjaan, sementara pada saat yang sama, orang tua mereka telah menjual sawah mereka kepada pengembang.

"Sudah ada transisi besar ini di mana hampir semua orang telah meletakkan semua telur mereka di keranjang pariwisata," tambah Taylor. "Hasil dari mengambil itu akan menjadi bencana besar.

"Di sebagian besar negara Barat, rumah tangga memiliki beberapa penyangga keuangan. Tetapi di Bali, kebanyakan orang hanya berpenghasilan beberapa ratus dolar sebulan. Mereka hidup dari hari ke hari atau bulan-ke-bulan. Jika mereka kehilangan pekerjaan, mereka tidak akan memiliki apa pun untuk jatuh kembali." (*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved