Corona di Bali
Paneduh Jagat Digelar 22 April di Pura Besakih, Krama Diminta Haturkan Ini di Rumah Masing-masing
Pada Tilem Kadasa, tepatnya Rabu (22/4/2020) ini, PHDI Bali bersama Majelis Desa Adat (MDA) serta prajuru adat Besakih akan menggelar upacara paneduh
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pada Tilem Kadasa, tepatnya Rabu (22/4/2020) ini, PHDI Bali bersama Majelis Desa Adat (MDA) serta prajuru adat Besakih akan menggelar upacara paneduh jagat.
Upacara ini dilaksanakan di Pura Besakih, Karangasem, Bali yang dimulai pukul 09.00 Wita.
Tak hanya di Pura Besakih, pelaksanaannya juga dilaksanakan berjenjang hingga ke tingkat rumah tangga pada hari yang sama.
Ketua PHDI Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, Minggu (19/4/2020) siang mengatakan upacara paneduh jagat ini merupakan penambahan dari intruksi Gubernur Bali untuk nyejer pejati dari tanggal 31 Maret 2020 lalu hingga pandemi Covid-19 ini berakhir.
“Upacaranya dipusatkan di Pura Besakih sebagai pusat atau sentralnya. Nanti dilaksanakan juga di Pura Kahyangan Tiga oleh prajuru adat serta di tingkat rumah tangga yang digelar di merajan masing-masing,” katanya.
Sudiana mengatakan, berdasarkan pustaka Lontar Rogha Sanghara Bumi yang merupakan warisan Kerajaan Majapahit, upacara paneduh jagat ini hanya bisa dilaksanakan sewaktu-waktu jika terjadi bencana, gering agung, sama seperti saat ini dengan mewabahnya virus corona.
Untuk di Pura Kahyangan Tiga dilaksanakan pada siang hari.
Sementara untuk di tingkat rumah tangga digelar pada siang hingga sore hari.
“Ini serantak, setelah upacara di Besakih selesai lalu lanjut hari itu juga ke Kahyangan Tiga lanjut ke rumah tangga,” katanya.
Di tingkat rumah tangga, krama menghaturkan pejati yang dilengkapi dengan segehan putih sebanyak 9 tanding.
Segehan ini dipersembahkan kepada para Bhuta Kala dan diharapkan dapat menetralisir gering agung ini.
Sementara untuk di Kahyangan Tiga dilaksanakan dengan menghaturkan pejati yang lebih besar.