Bingung Cari Uang, Guide Rela Jadi Kuli Bangunan
Anggota HPI Bali kurang lebih berjumlah 5.000 orang. Sebagian besar sudah hampir 1,5 bulan lalu kehilangan pekerjaan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: I Putu Darmendra
DENPASAR, TRIBUN-BALI.COM - Banyak pemandu pariwisata di Bali yang rela beralih menjadi kuli bangunan untuk menyambung hidup setelah terpukul dampak pandemi Covid-19.
Namun apa daya saat ini tak ada yang membuat proyek. Mereka pun kebingungan dan tidak memiliki penghasilan sama sekali.
"Ini yang menjadikan mereka bingung, apalagi terkait dengan biaya hidup," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, Selasa (21/4/2020).
Ia mengatakan, anggota HPI Bali kurang lebih berjumlah 5.000 orang. Sebagian besar sudah hampir 1,5 bulan lalu kehilangan pekerjaan.
Mereka kebingungan karena tak ada sumber penghasilan baru pasca berhenti menjadi pemandu wisata.
Kata dia, langkah yang dilakukan DPD HPI Bali adalah memberikan diskon 50 persen kepada anggota untuk membayar iuran setiap bulan.
Hal ini telah diterapkan sejak bulan ini hingga September 2020 untuk jangka pendek. Iuran per bulan ini sebesar Rp 10 ribu.
Hal ini diberiikan atas pertimbangan 70 persen member HPI telah berumah tangga memiliki anak dan kewajiban perbankan.
"Nah kebanyakan dibayar setiap tiga tahun, ketika member akan memperpanjang lisensi guide. Ada yang punya utang, bayar listrik, telepon, biaya anak dan lainnya," ujar Nuarta.
Apabila virus corona belum tuntas hingga bulan September tidak menutup kemungkinan DPD HPI Bali akan menggratiskan iuran pada anggota.
Rencana lainnya, DPD HPI Bali akan menyalurkan bantuan pada anggota yang belum mendapat bagian sumbangan sembako yang disalurkan ke lapangan.
"Memang ada sumbangan dari berbagai pihak, tapi sudah bisa dipastikan anggota HPI tidak semua mendapatkan bantuan itu," katanya.
Sumbangan akan diambil dari uang iuran anggota dan akan dipergunakan untuk membelikan sembako membantu anggota. "Tentu ini akan kami rapatkan dulu," katanya.
Hal lainnya, HPI Bali juga telah mengirim data ke kementerian untuk mendapatkan kartu pra kerja. "Cuma yang saya baca dan dengar lewat media sosial serta media, kartu prakerja ini di dalamnya akan ada pelatihan," sebutnya.
Ia berharap agar kartu pra kerja lebih diutamakan pemberian dana bukan pelatihan. Apalagi berdasarkan info yang dia dengar pelatihan itu memotong sekitar Rp 1 juta subsidi yang akan diterima oleh pihak anggota.
"Sebenarnya yang diinginkan oleh anggota gak perlu dulu pelatihan itu. Mereka butuh subsidi uang, nanti kalau sudah mulai pulih silakan buat pelatihan sebanyak-banyaknya kami akan dukung," tegasnya.
Ia berharap hal ini bisa membantu member mendapatkan penghasilan sementara sampai virus Corona ini hilang. Sampai saat ini ia belum mendengar balasan dari pusat.
Guide di Bali telah eksis sejak 1969 dan sistemnya 98 persen freelance guide bukan staf. Tidak ada PHK, namun mereka otomatis kehilangan pekerjaan karena tak ada turis.
Awal yang langsung terkena imbas adalah guide berbahasa Mandarin, karena penutupan penerbangan dari China ke berbagai negara termasuk Bali.
Dari 12.000, sekitar 1.200 orang adalah guide berbahasa Mandarin yang langsung terkena dampak kehilangan pekerjaan karena virus corona.
Kemudian disusul guide berbahasa asing lainnya dan guide tamu domestik setelah banyak negara menerapakan lockdown.