Corona di Bali

Di Tengah Pandemi Covid-19, Putu Supartika Inisiasi Program Maca Cerpen Bali Online

Program membaca cerita berbahasa Bali secara live streaming yang diinisiasi oleh anak muda yang juga seorang pegiat sastra Bali, I Putu Supartika.

Penulis: Widyartha Suryawan | Editor: Ady Sucipto
Suara Saking Bali
Program membaca cerita berbahasa Bali secara live streaming yang diinisiasi oleh anak muda yang juga seorang pegiat sastra Bali, I Putu Supartika. 

TRIBUN-BALI.COM - Virus Corona atau Covid-19 yang kini menjadi pandemi global mengharuskan setiap orang untuk sebisa mungkin berada di rumah.

Selama hampir sebulan #dirumahaja guna mendukung gerakan social distancing, berbagai hal kreatif justru muncul dan jarang kita saksikan sebelumnya.

Salah-satunya adalah program membaca cerita berbahasa Bali secara live streaming yang diinisiasi oleh anak muda yang juga seorang pegiat sastra Bali, I Putu Supartika dan Dewa Ayu Carma Citrawati.

Supartika melalui media berbahasa Bali -- Suara Saking Bali -- yang dia kelola menginisiasi event bertajuk "Maca Cerpen Bali Online".

Anda dapat menyaksikan pembacaan cerita tersebut dari rumah masing-masing karena disiarkan secara live di Facebook.

"Kegiatan ini sebenarnya hanya untuk buduh-buduhan semata. Syukur-syukur bisa menghibur, sembari berpartisipasi menggeliatkan Sastra Bali Modern," kata Supartika, Selasa (21/4/2020).

Untuk menjalankan program membaca cerita tersebut, ia menggandeng sejumlah nama.

Pada Selasa (21/4/2020) hari ini, program "Maca Cerpen Bali Online" sudah memasuki session ke-4.

Kali ini yang akan membacakan cerita berbahasa Bali adalah I Nyoman Mahayasa, seorang jurnalis yang juga fotografer asal Desa Suwat, Gianyar.

Mahayasa akan membacakan cerpen berjudul Timpal Tiyange Makejang Ngelah Meme, Memen Tiyange Dija Pa? karya Putu Supartika.

Pembacaan cerpen itu akan tayang di Facebook pada Selasa (21/4/2020) pukul 18.00 Wita.

"Selain pembacaan cerpen, kami juga sempat menggelar bedah buku online. Antologi Ling karya I Komang Alit Juliartha sebelumnya sudah dibedah oleh Gita Purnama Arsa Putra selaku tukang cacad-nya," imbuh Supartika.

Sebelumnya, media Suara Saking Bali yang dikelola Supartika menggelar pameran cover majalah Suara Saking Bali bertajuk #maibarengbuduh #ngoyongjumah secara online.

Majalah Suara Saking Bali yang terbit dengan format digital (.pdf) sejak November 2016 kini telah sampai pada edisi 42.

Supartika tidak menjual majalah tersebut, melainkan hanya dibagikan secara gratis kepada siapapun yang ingin berkenalan dengan Sastra Bali Modern.

Melalui media itu pula, Supartika yang karya cerpennya kerap masuk sebagai Cerpen Pilihan Kompas telah membuktikan bahwa untuk berkarya dan melestarikan bahasa Ibu, tidak perlu menunggu dana hibah dari siapapun. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved