Corona di Bali
Cerita Fotografer dan Videografer di Bali yang Terpaksa Alih Profesi Akibat Terdampak Pandemi Corona
Hal tersebut tidak saja dirasakan oleh pelaku pariwisata. Banyak sektor yang terjatuh akibat wabah corona yang melanda Bali bahkan dunia.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mewabahnya pandemi Covid-19 di Bali berdampak terhadap anjloknya perekonomian.
Hal tersebut tidak saja dirasakan oleh pelaku pariwisata. Banyak sektor yang terjatuh akibat wabah corona yang melanda Bali bahkan dunia.
Termasuk jasa fotografi. Pada bulan April ini jasa fotografi khususnya foto wedding sangat sepi.
Bahkan sampai terjadi penundaan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Meskipun sudah disiasati dengan memberikan diskon hingga 10 persen, para pelanggan enggan untuk melakukan sesi foto karena masih diselimuti rasa khawatir akan penyebaran virus Covid-19.
• Jokowi: Sektor Riil Sangat Terpukul Akibat Covid-19, Ini 3 Arahan yang Diberikan
• Setelah Sanur, 2 Pantai di Denpasar Ini Ditutup Sabtu 25 April 2020, Kecuali Bersembahyang & Nelayan
• Pemkot Denpasar Lantik 243 CPNS melalui Teleconference
Padahal untuk melakukan sesi foto dapat dilakukan dari jarak jauh.
Salah satu fotografer wedding di Denpasar, Yuda Pratama mengatakan, pada bulan April ini ia hanya menerima tiga pelanggan.
“Sekarang ada 3 yang sudah terlanjur jadi. Sebenarnya ada 10 lagi, cuma tertunda. Tidak tau sampai kapan. Lokasi-lokasi untuk pengambilan foto sudah tutup, seperti Museum Bali ataupun Art Centre,” ujarnya, Rabu (22/4/2020).
Sebelum mewabahnya Corona, setiap bulannya ia bisa mendapatkan 15 sampai 20 pelanggan yang masuk untuk melakukan sesi foto.
Ia pun sebelumnya tidak menyangka dengan dampak yang ditimbulkan.
“Saya pikir yang berdampak hanya fotografer dari luar aja. Bali gak terpengaruh. Tapi saya salah, ternyata kena juga,” tambahnya.
Yuda pun mengakui selama ini ia hanya bergantung pada pendapatan dari usaha fotografi yang dijalaninya namun sekarang untuk menunjang perekonomiannya, Yuda mencoba beralih membuat perabotan rumah tangga.
“Saya murni dari fotografi aja. Gak ada bisnis lain. Sekarang karena kondisinya begini terpaksa tabungan saya ambilin sedikit-sedikit,” ujarnya sembari tersipu malu.
Dari barang-barang yang dibuat itu sebenarnya tak ada niat untuk menjualnya.
Ia hanya menjalankan hobi untuk mengisi waktu luang ketika berada di rumah. Menurutnya, berada di rumah tak serta merta mematikan ide untuk terus berkreativitas.