Corona di Bali
Cerita Fotografer dan Videografer di Bali yang Terpaksa Alih Profesi Akibat Terdampak Pandemi Corona
Hal tersebut tidak saja dirasakan oleh pelaku pariwisata. Banyak sektor yang terjatuh akibat wabah corona yang melanda Bali bahkan dunia.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
“Sebenarnya hanya sekedar hobi. Tapi saya posting-posting di medsos, dan ada yang tanya-tanya seputar harga ya saya jual aja. Terkait harga, ya harga keluarga sajalah karena kebetulan yang pesan juga keluarga. Jadi biar gak bosan di rumah terus. Biar ada kesibukan, tapi yang bermanfaat. Buatlah saya ini. Karena untuk melakukan sesi foto sudah tidak bisa lagi,” imbuhnya.
Diakui pula, dalam pembuatan perabotan ini pun memerlukan ongkos yang lumayan mahal untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.
Sedangkan kondisi yang sama juga dirasakan oleh salah satu videografer bernama Made Arnawa (39).
Made mengatakan semenjak merebaknya Covid-19 di Bali, dan turis China sudah tidak melakukan kunjungan ke Bali, project wedding dari China batal semua.
"Pada bulan Januari masih terdapat turis China namun jumlahnya sedikit yang melakukan foto prewed. Lalu pada bulan Januari hanya mendapatkan job 4 saja. Dan project pada bulan Februari hingga Juni cancel semua," kata, Made saat ditemui di Perumahan Nusa Indah pada, Rabu (22/4/2020).
Ia juga menambahkan, normalnya paling banyak ia mendapatkan project sebanyak 40 project sebulan dan paling sedikit 18 hingga 20 job.
Namun sekarang sudah benar-benar kosong mati total tidak jalan sama sekali.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia mengaku membanting stir menjadi tukang bersih-bersih di garmen milik salah satu saudaranya.
Serta membuat masker dari kain.
Selain tamu Tiongkok, warga lokal pun juga membatalkan foto prewed nya dikarenakan social distancing.
Biasanya sekali memotret pihaknya minimal mendapatkan Rp. 2,500,000,- per 1 job.
Videografer yang sudah menggeluti profesi ini selama lebih dari 20 Tahun mengatakan wabah Corona ini merupakan hantaman terbesar yang dirasakan.
Ia juga mencontohkan pada musibah sebelumnya seperti erupsi Gunung Agung dan Krisis Moneter tidak terlalu berdampak secara signifikan terhadap job.
"Ya harapannya semoga virusnya cepat hilang, agar bisa beraktivitas lagi," imbuhnya. (*)