Pulang Kampung,Agus Bantu Jual Hasil Pertanian Warga Seraya Timur Karangasem Ditengah Pandemi Corona
Dia adalah tenaga pengajar di Fakultas Keguruan disalah satu perguruan tinggi di Mataram, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Pria berkulit sawo matang itu bernama I Nengah Agus Tripayana berasal dari Banjar Dinas Tukad Buah, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem.
Dia adalah tenaga pengajar di Fakultas Keguruan disalah satu perguruan tinggi di Mataram, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Agus sapaannya, pulang ke Seraya Timur sejak merebaknya COVID 19.
Pria berstatus lajang adalah satu dari ribuan pemuda di Karangasem yang berjuang membantu warga ditengah COVID - 19.
• Perbekel Taro Gianyar Turun Langsung, Temukan 200 Data KK Miskin Tercecer Saat Jajaki 14 Banjar
• Ramalan Zodiak 29 April 2020, Cancer Kendalikan Emosi, Scorpio Luangkanlah Waktu untuk Beristirahat
• Pelaku Pencurian di SMP PGRI 7 Denpasar Berhasil Diringkus
Membantu warga tanpa pamrih, dan tidak pandang status sosial. Dengan gigih, ulet, dan rajin dia membantu warga yang kesulitan.
Sejak akhir Bulan Maret 2020, Agus berkomitmen membantu petani di Seraya Timur ditengah merebaknya COVID.
Ia membentuk komunitas "Dari Desa" yang bertujuan untuk menjual hasil pertanian masyarakat ditengah pandemi Virus Corona.
Anggotanya terdiri dari pengusaha dan pengajar yang berasal dari Denpasar dan Gianyar.
Komunitas "Dari Desa" dibentuk bermula dari keprihatinan Agus Tripayana melihat petani di Seraya Timur yang sulit memasarkan hasil pertanian ditengah pandemi.
• Perjuangan Mahendra Putra, dari ABK Kapal Pesiar, hingga Dirikan Sekolah Perhotelan dan Kapal Pesiar
• Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi Kembali Bagikan Sembako dan Masker
• Pantau Aset Perusahaan, Telkomsel Hadirkan Asset Performance Management
Seperti menjual labu, srikaya, jagung, aneka sayuran, hingga ikan tongkol hasil tangkapan nelayan pesisir Seraya serta beberapa daerah sekitar.
Pandemi COVID sangat berdampak bagi warga. Terutama sektor ekonomi. Seperti petani kecil yang cukup kesulitan memperoleh keuntungan di tengah rendahnya daya beli warga.
Petani serta nelayan juga kesulitan memasarkan hasil pertaniannya dan tangkapan melaut ditengah kondisi seperti sekarang.
Banyak petani dan nelayan mengeluh karena kesulitan memasarkan komoditinya. Akhirnya muncul ide untuk membentuk komunitas untuk menjualkan hasil pertanian dan laut ke Denpasar dan Gianyar. Beberapa rekan di luar Karangasem menyatakan siap membantu warga yang kesulitan.
"Kalau bantu mereka dengan materi saya tak mampu. Saya hanya bisa bantu menjualkan hasil pertaniannya ke Denpasar dan Gianyar. Akhirnya saya bentuk komunitas "Dari Desa", dan menghubungi beberapa rekan di Gianyar dan Denpasar. Kita sudah sebulan memasarkan,"jelas Agus, Selasa (28/4/2020).
Petani dan nelayan terbantu dan antusias dengan terobosan Tripayana. Hasilnya memuaskan. Petani serta nelayan mampu mendapat pemasukan Rp 150 ribu sampai Rp 350 ribu dari hasil penjualannya.
"Hasil pertanian dan laut dijual di Denpasar dan Gianyar. Biasanya mereka mengambil tiap minggu,"jelsnya.
"Kita hanya nembantu memperbaiki gerak ekonomi petani di tengah paceklik. Astungkara para petani dan nelayan merasa terbantu. Seandainya ada keuntungan lebih dari panjualan, kita gunakan untuk pengadaan alat pelindung diri, seperti masker dan hand sanitizer,"ungkap Agos Tripayana.
Komunitas ini tak membatasi petani yang ingin dibantu. Yang menjadi prioritas yakni petani berpenghasilan rendah, & kesulitan memasarkan.
Rata - rata petani yang dibantu adalah warga yang berpenghasilan rendah, dan tidak memiliki tabungan. Masyarakat merespon positif, dan sangat antusias.
"Hasil pertanian dan laut juga di jual dari media sosial dengan jasa Grab atau Gojek. Pangsa pasar yakni orang prekonomian menengah keatas. Harapannya petani bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Banyak warga di Denpasar dan Gianyar yang pesan melalui media sosial,"tambah Tripayana.
waktu dekat, komunitas berencana melakukan barter dengan petani kurang mampu di luar Karangasem. Barter dilakukan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok.
Misal, petani yang tak mampu beli ikan dan sayuran namun memiliki hasil beras, dapat dibarter dengan lainnya.
Pihaknya berharap COVID segera berakhir, sehingga warga bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Perekonomian bisa kembali normal.
Saat ini banyak masyarakat yang mengeluh dikarenakan merebaknya penyebaran corona.
Terobosan ini sangat membantu para petani dan nelayan di Karangasem.(*)