Corona di Bali
Soroti Rapid Test Dilakukan di Kawasan Publik, Dewan Badung Harapkan Kedepan Dinkes Jemput Bola
Bahkan pada Senin (27/4/2020) puluhan orang di rapid test dan hasilnya satu orang menunjukkan hasilnya reaktif (positif).
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung selaku bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 menjadi perhatian masyarakat.
Pasalnya, tes diagnostik cepat ini dilakukan di wantilan DPRD Badung yang notabena merupakan kawasan publik.
Bahkan pada Senin (27/4/2020) puluhan orang di rapid test dan hasilnya satu orang menunjukkan hasilnya reaktif (positif).
Pada rapid test yang dilaksanakan bukan tidak memungkinkan rapid test diikuti oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI), Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pelaku Perjalanan Non PMI (PP Non PMI), yang menjalani isolasi mandiri di rumah (bukan yang karantina di hotel) menjadi transmisi penyebaran Virus Corona (Covid-19).
• BREAKING NEWS: Laka Lantas di Gatsu Barat, Seorang Pria Mr. X Meninggal di Tempat
• 54 Orang PMI yang Dikarantina di Denpasar Dipulangkan Hari Ini
• Dewa APY Beli Iphone 7 Gunakan Uang Palsu, Tak Berkutik Saat Ditangkap Polisi
Melihat kondisi tersebut wakil rakyat di DPRD Badung pun angkat bicara.
Ketua Komisi IV DPRD Badung I Made Sumerta, mengatakan sistem penanganan PMI dikabupaten Badung kini harus ditingkatkan.
Pihaknya meminta jangan sampai upaya menekan penyebaran Covid-19 justru berbalik bisa menyebar luas.
“Tentu berharap tes diagnostik cepat ini dilakukan secara masif, sehingga penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan. Namun demikian, prosedur penerapan di lapangan harus diperhatikan,” katanya Selasa (28/4/2020)
Selaku wakil rakyat, pihaknya pun mengaku mendukung dilakukan rapid test, apalagi untuk para PMI atau yang memiliki gejala.
Hanya saja pihaknya meminta agar meraka tidak datang sendiri ke Puspem Badung.
“Ini yang perlu dievaluasi agar ke depanya lebih baik lagi,” ujar Made Sumerta.
Politisi asal Pecatu Kuta Selatan ini berharap ada layanan antar jemput bagi PMI yang dikarantina mandiri di rumah.
Bahkan, jika memungkinkan dilakukan sistem jemput bola dengan mendatangi rumah PMI.
Hal itu perlu dilakukan lantaran sepanjang perjalanan menuju tempat rapid test kemungkinan singgah ke suatu tempat, seperti Pertamina, rumah makan dan lainnya dapat terjadi.
“Ini bukan persoalan siapa yang salah dan benar, tapi baik kiranya kita pikirkan bersama bagaimana protap yang baik, sehingga masyarakat tidak was-was, serta PMI juga nyaman. Mungkin saja dari Kuta Selatan menuju Puspem Badung mereka singgah beli bensin atau mampir ke rumah makan lantas setelah dites positif kan makin panjang prosesnya,” terangnya.