Pertumbuhan Ekonomi di Kota Denpasar Tahun 2019 Jebol 0.59 Persen
Senin (4/5/2020) DPRD Kota Denpasar menggelar Rapat Paripurna ke-8. Sidang ini digelar secara virtual
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Senin (4/5/2020) DPRD Kota Denpasar menggelar Rapat Paripurna ke-8.
Sidang ini digelar secara virtual karena masih dalam situasi darurat pandemi Covid-19.
Dalam sidang ini, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Denpasar Tahun Anggaran 2019.
Dalam penyampaian tersebut diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar pada tahun 2019 turun sebesar 0.59 persen.
• Disinyalir Karena Covid-19, Operasi Ketupat Agung di Wilayah Hukum Polres Badung Berjalan Normal
• Hasil Operasi Ketupat Agung 2020 di Badung Selama 10 Hari, Terpantau Ada Penurunan Arus Lalu Lintas
• Coret Belanja Modal Rp 894 M, Bupati Gianyar Batalkan Proyek Rumjab Hingga Pembangunan Kolam Renang
Tahun 2019 laju pertumbuhan hanya 5,84 persen, dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 yang besarnya mencapai 6,43 persen.
Rai Mantra berdalih, perlambatan pertumbuhan ekonomi ini disebabkan karena melambatnya pertumbuhan sektor atau Iapangan usaha yang menjadi penopang utama perekonomian Kota Denpasar.
"Sektor usaha penyedia akomodasi dan makanan minum turun dari 6,02 persen ditahun 2018 menjadi 3,50 persen ditahun 2019. Seperti halnya Provinsi Bali yang juga mengalami perlambatan di sektor usaha ini, perlambatannya disebabkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara yang melambat ke Bali, akibat semakin kompetitifnya destinasi wisata dunia dan tertahannya kunjungan wisatawan domestik yang disebabkan tarif angkutan udara yang tinggi," kata Rai Mantra.
Sektor usaha jasa pendidikan juga turun dari 7,39 persen ditahun 2018 menjadi 5,28 persen ditahun 2019.
Sektor usaha kontruksi turun dari 10,46 persen ditahun 2018 juga turun menjadi 8,98 persen ditahun 2019.
"Perlambatan ini disebabkan oleh pengerjaan proyek konstruksi yang tidak semasif tahun 2018, seiring dengan adanya penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, sehingga menahan kinerja konstruksi dan investasi," katanya.
Terkait dengan upaya menjaga daya beli masyarakat, inflasi di Kota Denpasar pada tahun 2019 dapat dipertahankan tetap berada di satu digit bahkan dapat diturunkan menjadi 2,37 persen dari 3,40 persen pada tahun 2018. (*).