Didi Kempot Meninggal
Lagu Didi Kempot dan Chant Atmosfer Sepak Bola Kota Solo
Pasoepati manyanyikan chant dari intro lagu Didi Kempot, berjudul Stasiun Balapan, yang selalu menggelora di setiap pertandingan demi pertandingan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ady Sucipto
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Duka menyelimuti bangsa Indonesia setelah meninggalnya maestro campursari yang belakangan disebut-sebut sebagai, The God Father of Broken Heart, Didi Kempot, pada Selasa (5/5/2020) pagi ini.
Warga dan pecinta Sepak Bola di Solo pernah diwarnai dengan atmosfer sepak bola masa-masa tim Pelita Solo dalam kompetisi Liga Indonesia VI tahun 2000.
Pasoepati manyanyikan chant dari intro lagu Didi Kempot, berjudul Stasiun Balapan, yang selalu menggelora di setiap pertandingan demi pertandingan Pelita Solo, baik di Stadion Manahan Solo maupun di luar Solo.
Diketahui, lagu Stasiun Balapan merupakan album perdana dari Didi Kempot yang dirilis pada tahun 1999.
Lagu yang bercerita tentang sebuah stasiun di Kota Kelahiran Didi Kempot ini kemudian begitu populer dan akrab di telinga warga.
Oo..o..o Pelita Solo
Oo..o..o Pelita Solo
Ooo..o. oo..oo..o.oo..ooooo (berulang kali)

Dengan iringan bass drum, Pasoepati mengambil intro lagu Stasiun Balapan dengan lirik Pelita Solo, chant itu selalu mengiringi langkah pemain Pelita Solo dalam berjuang di lapangan hijau.
Saat dikonfirmasi Tribun Bali, Pendiri Pasoepati, Mayor Haristano membenarkan hal itu.
"Benar, kami ambil dari intro lagu Stasiun Balapan milik Didi Kempot, dan kami spontan menyanyikannya, spontanitas, tidak dirancang, dinyanyikan pada saat pertandingan," kata Mayor dihubungi lewat sambungan telepon.
• Ungkap Kakak Kandung Terkait Meninggalnya Didi Kempot: Kalau Saya Prediksi, Ya Kecapekan
• Didi Kempot Diduga Meninggal Karena Serangan Jantung, Jadwal Manggungnya Padat, Sebulan Bisa 30 Kali
• Didi Kempot Tak Sadaran Diri saat Tiba di Rumah Sakit, Ini Kata Pihak RS
Mayor menjelaskan, lagu itu pertama kali dinyanyikan saat laga tandang (away days) di Kota Malang tahun 2000 tidak lama setelah Pasoepati berdiri pada 9 Februari 2000.
"Itu pertama kali dinyanyikan saat di Malang, kalau tidak salah bulan Mei atau Juni tahun 2000, melawan klub Arema " jelasnya.
Bagi Mayor dan Pasoepati lagu itu menjadi ruh dan semangat yang membakar para suporter dan tim Pelita Solo dalam melakoni laga-laga pada masa itu.
"Ternyata lagu itu bagus juga, masih terngiang sampai sekarang," ucapnya.