Lewati Lockdown, "Crazy Rich" Thailand Dilayani Makanan Berhias Lengkap dengan Meja Khusus

Staf mengenakan masker putih akan menyerahkan paket secara hati-hati ke tempat tinggal atau kantor, bisa juga membawa satu set meja khusus untuk makan

Editor: Bambang Wiyono
AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Foto yang diambil pada 4 Mei 2020 menunjukkan seorang petugas dari layanan antar makanan mewah membawa pesanan untuk pelanggan. 

TRIBUN-BALI.COM - Beda si kaya dan si miskin dalam menghadapi pandemi Covid- 19 di Thailand. Jika si miskin menunggu pembagian sembako, si kaya mendapat layanan antar makanan super spesial.

Seorang petugas keluar dari kendaraan mewah, dan memberikan paket berisi gourmet (makanan yang dihias) kepada pelanggan.

Itulah cara "crazy rich" di Thailand berusaha menikmati momen di tengah lockdown yang diterapkan pemerintah untuk menekan penularan Covid- 19.

Negeri "Gajah Putih" disebut sebagai salah satu negara dengan tingkat ketidaksetaraan yang paling kentara di seluruh dunia.

Karena pandemi Covid- 19, jurang antara yang kaya dan miskin semakin lebar, dengan 22 juta orang dilaporkan mendaftar untuk menerima bantuan tunai pemerintah.

Setiap hari, ratusan orang mengantre untuk donasi makanan di seantero Bangkok, tanda suram dari perkiraan enam persen, terburuk sejak krisis Asia 1997.

Bagi "crazy rich" di ibu kota, mereka tentu terganggu dengan lockdown yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun seperti dilansir AFP, Rabu (6/5/2020), bukan berarti mereka tidak mempunyai solusi ketika pergerakan mereka terbatas oleh karantina wilayah itu.

Perusahaan pelayanan, Silver Voyage Club, melakukan pembenahan untuk memenuhi kebutuhan para borjuis, termasuk membawakan mereka makanan dari restoran mewah.

"Klien papan atas kami adalah individu dengan nilai kekayaan besar, dan menyandang status VIP di bank," ujar pendiri, Jakkapun Rattanapet.

Mereka memberikan pelayanan kepada setiap orang yang punya uang di rekening bank "minimal" 1 juta dollar AS, atau Rp 15 miliar.

Perusahaannya meluncurkan layanan White Glove Delivery, setelah layanan yang lain mengalami kesulitan di tengah pandemi virus corona.

Daging Wagyu, hidangan laut, dan dim sum ditawarkan dari setidaknya 20 restoran, baik di hotel berbintang atau masuk daftar Michelin. Klien mereka di antaranya adalah selebritas atau pengusaha.

Nantinya, staf akan menyerahkan paket secara hati-hati ke tempat tinggal mereka atau di kantor.

Seorang staf, dengan mengenakan masker putih, bisa juga membawa satu set meja, dan kemudian menyajikan makanan secara langsung kepada pelanggan.

Jakkapun menerangkan, sebagai bagian dari solidaritas di tengah wabah, perusahaannya juga membagikan 1.000 makanan kepada tim medis di rumah sakit.

Berdasarkan laporan Forbes, Thailand setidaknya mempunyai 27 miliuner, seperti Keluarga Chearavanont, yang memiliki usaha CP Group.

Keluarga tersebut berada dalam daftar "crazy rich" Negeri "Gajah Putih" dengan kekayaan mencapai 27,3 miliar dollar AS, atau Rp 411,5 triliun.

Para orang kaya itu mendonasikan sekitar 29 juta dollar AS, atau sekitar Rp 437,7 miliar, kepada pemerintah pada April lalu. Donasi itu diberikan setelah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menyerukan kepada orang super tajir agar membantu perekonomian negara.

Larangan di restoran Bangkok mulai dilonggarkan pada Minggu (3/5/2020), di mana warga tetap makan sembari memperhatikan social distancing. Tetapi, dengan alkohol yang tidak masuk dalam menu, banyak usaha kuliner masih menggantungkan pendapatan dari layanan pesan antar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Cara "Crazy Rich" Thailand Melewati Lockdown Covid-19", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved