Sandy Walsh dan Impian Membela Timnas Indonesia: Jadi WNI Bukan Karena Uang
Terkini, bek asal Belanda Sandy Walsh mengaku punya keinginan mendalam untuk membela Timnas Indonesia yang merupakan petuah sang kakek.
TRIBUN-BALI.COM - Nama pemain sepak bola asal Belanda, Sandy Walsh barang kali sudah cukup dikenal oleh pecinta sepak bola di Tanah Air.
Terkini, bek asal Belanda Sandy Walsh mengaku punya keinginan mendalam untuk membela Timnas Indonesia yang merupakan petuah sang kakek.
Dilansir Tribun Bali via Kompas.com, pernyataannya itu diutarakan melalui tayangan Youtube dari akun mantan asisten timnas Indonesia, Bayu Eka Sari, pada hari Jumat (8/5/2020).
Pada perbincangan tersebut, Bayu Eka Sari mengawali dengan bertanya kepada Sandy Walsh seputar garis keturunannya yang memiliki darah Indonesia.
Sandy Walsh mengatakan bahwa ia punya enam garis keturunan dari beberapa negara yang berbeda, yakni Belanda, Belgia, Irlandia, Swiss, Inggris, dan Indonesia.
Darah Indonesia mengalir dari sang ibu, Brigitta Portier, yang keturunan Jawa.
Sementara itu, ayah Sandy, Gary Walsh, dilahirkan dari orang tua Irlandia dan Swiss.
"Secara resmi yang memiliki keturunan langsung dari Indonesia adalah kakek-nenek dari ibu," ujarnya seperti dikutip BolaSport dari akun Youtube Bayu Eka Sari.
"Kakek lahir di Surabaya dan nenek di Purworejo. Mereka bertemu dan akhirnya pindah ke Belanda," imbuhnya.
Kecintaan Sandy Walsh untuk Indonesia juga tergambar dari sisi makanan.
Pemain berposisi bek sayap itu mengaku sering dibuatkan makanan Indonesia oleh sang Ibu.
"Ada banyak yang berkesan soal Indonesia, tapi yang berkesan adalah makanan."
"Bahkan di sini, di Belgia, saya mencoba makan seminggu sekali makanan Indonesia di sini. Ibu saya juga sering masak makanan Indonesia," tambahnya.
Kecintaan Sandy terhadap Indonesia diakuinya bukan semata-mata bertujuan untuk membela timnas, tapi karena dia juga menyukai negara Indonesia.
"Bukan soal timnas, saya juga cinta negaranya. Saya sudah berkunjung di sana 2-3 kali. Dan setiap kali saya ke sini, saya merasa ingin di Indonesia, bukan di sini ( Eropa)."