Corona di Bali
Bisnis Lumpuh Terdampak Wabah Corona, Pemilik Pasar Malam Kini Jual Buah-buahan di Pinggir Jalan
Romi Dori sang pemilik Pasar Malam kini merasakan berada di poros terendah kehidupan setelah pandemi covid-19 merebak di Indonesia, khususnya Bali
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
"Karyawan sudah pulang kampung semua, 5 orang nunggu barang, mayoritas dari Jawa, terakhir ada sumbangan paket sembako saya serahkan kepada semua karyawan, ini benar-benar parah sekali dampaknya, saya sampai tidak bisa lagi ngasih makan karyawan," ujar dia.
Pasar Malam Gading Jaya telah melanglang buana, namanya sudah besar, sebelum beroperasi di Bali, Pasar Malam ini telah menapakkan kaki di berbagai belahan provinsi lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta hingga Kalimantan.
Ia mengaku kerap mendapat undangan dari pemerintah untuk menyemarakkan Hari Ulang Tahun maupun event lainnya.
"Terakhir saya di Bali ini, hampir di seluruh Bali di 5 tahun terakhir di Denpasar, pernah juga di Singaraja, Legian, Nusa Dua dan lainnya, rata-rata penyelenggaraan satu bulan, saya sudah ada kalendernya tiap tahunnya, bisnis pasar malam ini sudah saya jalankan 10 tahun. Sekarang barangnya lagi numpuk di Tragia," ucap pria yang kini tinggal indekos di Jalan Mahendradatta, Denpasar, Bali itu.
• Korsel Berjibaku Redam Gelombang Kedua Wabah Corona Setelah Kelab Malam dan Kedai Minum Buka Lagi
• Kisah Pasutri 4 Tahun Menikah Tapi Istri Masih Perawan, Keduanya Tak Tahu Cara Untuk Hamil
• Seluruh Bhabinkamtibmas Polres Bangli Kini Dilengkapi APD Saat Bertugas
Romi berharap pemerintah semakin memperhatikan nasib masyarakat yang terdampak, apalagi dengan adanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) per 15 Mei hingga 14 Juni mendatang.
"Tanggal 15 Mei nanti ada Pembatasan kegiatan Masyarakat (PKM) saya berharap, pedagang seperti saya ini diperhatikan supaya bisa terus berdagang dan diizinkan, saya juga selalu bawa surat pemberhentian usaha. Dan semoga Covid-19 ini segera selesai," harap dia. (*)