Corona di Bali

Bisnis Lumpuh Terdampak Wabah Corona, Pemilik Pasar Malam Kini Jual Buah-buahan di Pinggir Jalan

Romi Dori sang pemilik Pasar Malam kini merasakan berada di poros terendah kehidupan setelah pandemi covid-19 merebak di Indonesia, khususnya Bali

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Pemilik Pasar Malam Gading Jawa, Romi Dori (46) berjualan buah di di pinggir Jalan Cok Agung Tresna, Kota Denpasar, Bali, Selasa (12/5/2020). 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Siapa sangka Pemilik Pasar Malam Gading Jaya yang omzetnya mencapai Rp 10 juta tiap malamnya kini berjualan buah di pinggir jalan raya menggunakan mobil pribadi dengan keuntungan bersih Rp 100 ribuan per hari.

Bak komedi putar yang dijalankannya, Romi Dori sang pemilik Pasar Malam kini merasakan berada di poros terendah kehidupan setelah pandemi covid-19 merebak di Indonesia, khususnya Bali.

Tampak di pinggir Jalan Cok Agung Tresna, Kota Denpasar, Bali, ia menjual buah manggis, jeruk dan duku yang ia jual Rp 10 ribu per kilogram tertulis di sebuah spanduk berwarna kuning.

Buah-buahan itu ia ambil dari Pupuan, Tabanan.

Kunjungan ke Kodim 1610/Klungkung, Ketua Persit KCK PD IX/Udayana Serahkan Bantuan Modal Usaha

Tilep Uang Nasabah untuk Kepentingan Pibadi, Mantan Ketua LPD Gerokgak Dituntut Tiga Tahun Penjara

Hadirkan Berbagai Warna dan Motif Menarik, Masker Non-medis Reusable TriUpcycle Dapat Respon Positif

Alternatif ini dipilih pria berusia 46 tahun itu untuk menyambung hidup keluarganya setelah terdampak Pandemi Covid-19.

"Sesuai edaran resmi dari pemerintah, tidak boleh adanya kegiatan dengan jumlah massa yang banyak, kegiatan hiburan atau menimbulkan kerumunan, otomatis kegiatan Pasar Malam ditutup," kata dia saat dijumpai Tribun Bali di tempat ia berjualan, Selasa (12/5/2020)

"Tidak boleh ada Pasar Malam, jadi sudah tidak memiliki penghasilan lagi saya, akhirnya saya memilih berjualan buah ini yang menurut saya ada peluang, untuk tetap bisa makan," imbuh dia.

Ia mulai berjualan sejak pertengahan bulan Maret 2020 lalu. Kocek yang masuk ke kantongnya jelas jauh dari masa sebelum pandemi ini terjadi.

Tak hanya kebutuhan hidup keluarga sehari-harinya, Romi juga dihadapkan dengan cicilan 2 unit mobilnya yang masih berjalan, beruntung ia mendapatkan stimulus dari pemerintah.

"Saya ada kredit 2 unit mobil, yang saya pakai dan yang dipakai istri, total saya memiliki 4 mobil. Saya bersyukur pada masa sulit ini mendapatkan penangguhan satu tahun program stimulus dari pemerintah," katanya

Rupanya ia tak berjuang sendiri, sang istri pun setia berusaha bersama dalam suka dan duka, sang istri berjualan buah dengan mobil yang baru dibeli satu tahun yang lalu di Kawasan Sesetan, Denpasar Selatan.

Dalam satu hari biasanya Romi menyetok buah dagangan sebanyak 90 kilogram, keuntungan per kilo ia dapat hanya sekitar Rp 2.000.

"Dapat buat makan nyambung hidup saja, istri dan 3 anak, perhari pendapatan kotor rata-rata Rp 500 ribu tapi tidak tentu, kadang Rp 300 ribu, paling banyak kalau ramai Rp 800 ribu, kalau pendapatan bersihnya Rp 100-120 ribu perhari," bebernya.

Pria asal Padang, Sumatera Barat ini memiliki 30 orang karyawan yang hidupnya bergantung padanya. Semuanya telah dirumahkan dan pulang ke kampung halaman.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved