corona di indonesia
Curahan Hati Pramugari Terdampak Covid-19, Awak Kabin Cenderung Depresi
Gaji profesi pramugari menggunakan sistem jam terbang. "Tak ada jam terbang otomatis kita tak ada penghasilan," kata Marintan
TRIBUN-BALI.COM - Sudah tujuh tahun lamanya Marintan Ompusunggu berprofesi sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan internasional.
Per tanggal 15 Maret 2020 lalu, ia dan para pramugari lainnya resmi dirumahkan seiring mengganasnya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia.
Marintan yang juga Perwakilan Forum Pramugari ini bercerita, dua setengah bulan ini dirinya dan para pramugari lainnya tak berpenghasilan.
Gaji profesi pramugari menggunakan sistem jam terbang. "Tak ada jam terbang otomatis kita tak ada penghasilan," kata Marintan.
Marintan juga bercerita, banyak awak kabin merasa khawatir mengenai kelangsungan kontrak kerja mereka di maskapai masing-masing.
Banyak awak kabin, lanjut Marintan, tak siap kehilangan pekerjaan. Mereka tak siap terjun ke dunia kerja perkantoran.
Hal tersebut bisa membuat awak kabin depresi dengan berbagai alasan.
"Bayangkan beberapa senior saya sudah ada yang 10 hingga 20 tahun terbang. Setelah sekian lama jadi pramugari, mereka tidak akan siap baik secara kompetensi maupun secara mental untuk balik terjun ke dunia kerja yang lain," kata dia.
"Mereka tidak punya skill yang dibutuhkan sama dunia kerja sekarang, dan mereka tidak akan siap. Mereka jadi cenderung mudah depresi," katanya.
Berikut petikan wawancara lengkap Tribun Network dengan Marintan Ompusunggu.
Hampir tiga bulan dirumahkan, aktivitasnya selama di rumah apa saja?
Belajar online, kursus-kursus online, yang dari website edukasi. Lebih belajar ke hal-hal yang dulu ingin saya pelajari tapi belum ada waktu karena sibuk terbang. Terus saya juga sedang sibuk bikin script, nulis, sama bikin video di YouTube. Untuk orang yang punya tabungan kira-kira agak aman masalah finansial. Mereka biasanya masih aman, masih memperlakukan suspended contact ini seperti liburan tambahan saja.
Tapi untuk orang-orang yang tidak punya tabungan atau mungkin dia punya cicilan atau kredit yang harus dia bayar, itulah mereka yang biasanya beralih jualan online.
Di bulan Ramadan ini, ada yang jualan makanan buat buka puasa, takjil, atau kurma, semuanya online. Seperti teman saya, mereka itu rata-rata sebelum dari kondisi suspended contract ini mereka sudah punya tokoh oleh-oleh haji. Jadi mereka kembali jualan.
Anda khawatir perpanjangan kontrak setelah Covid-19 reda?