Kasus DBD di Karangasem Meningkat 100 Persen

Kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam 5 bulan terakhir mengalami peningkatan hingga 100 persen di Karangasem, Bali.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Saiful Rohim
Caption : Kepala Dinas Keesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam 5 bulan terakhir mengalami peningkatan hingga 100 persen di Karangasem, Bali.

Sampai 18 Mei 2020, jumlah kasus DBD di Karangasem mencapai 499 kasus.

Tersebar di 66 Desa / Kelurahan di Kabupaten Karangasem.

Selasa (19/5/2020) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, sesuai data Dinas Kesehatan kasus DBD di Karangasem mengalami peningkatan di banding tahun 2019.

Membuat Kue Menjadi Pilihan yang Banyak Digemari Ibu-ibu di Gianyar Saat Pandemi Covid-19

Pembagian Kuota Internet Ujian SMP di Gianyar Tak Lancar, Guru di Payangan Bingung

Dapur Bhayangkari Polres Gianyar Membagikan Takjil dan Nasi Bungkus di Tengah Pandemi Covid-19

Peningkatan cukup drastis.

Untungnya tak ada korban jiwa akibat peningkatan.

Pada Bulan Januari naik dari 12 kasus di tahun 2019, jadi 31 kasus di 2020.

Februari meningkat dari 26 kasus jadi 81 kasus, Maret naik dari 23 kasus menjadi 129 kasus, April meningkat dari 16 kasus menjadi 176 kasus, sedangkan Mei naik dari 20 menjadi 82 kasus per 18 Mei 2020.

"Trend kenaikan drastis kasus DBD terjadi di Bulan Maret dan April. Untuk Mei masih terus ditemukan kasus DBD sekitar Karangasem. Semoga jumlah tak mengalami lonjakan signifikan seperti bulan Maret dan April,"kata Kepala Dinkes Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama, Selasa (19/5/2020).

Ditambahkan, meningkatnya kasus DBD di Karangasem karena siklus 5 tahun.

Setiap 5 tahun kasus DBD akan mengalami peningkatan drastis.

Tahun 2016 lalu, kata Putra Pertama, kasus DBD di Karangasem meningkat.

Perbulannya mencapai ratusan kasus DB. paling banyak 650 kasus.

Selain siklus 5 tahun, faktor alam juga jadi pemicu meningkat kasus DBD.

Seperti hujan yang membuat genangan air sekitar got.

Kondisi ini bisa memunculkan sarang nyamuk aedes aegypti.

Mengingat sarang nyamuk akan cepat berkembang pesat disekitar genangan air.

Untuk menekan kasus DBD di Karangasem, pemerintah daerah telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Karangasem terkait imbauan ke semua Camat se-Karangasem untuk waspada dan melakukan upaya pencegahan DBD.

Petugas juga lakukan sosialisasi terkait DBD.

Bentuk aksi lain yang dilakukan petugas dari Dinas Kesehatan yakni pemberantasan sarang nyamuk dengan prgram 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik).

Program ini rencananya disinergisitaskan dengan petugas Satgas COVID-19 di masing-masing Desa Adat, Dinas, dan Banjar.

"Petugas Dinas Kesehatn juga rutin melakukan fogging. Kegiatan difokuskan untuk daerah yang sudah ada kasus DBD. Fogging ini rutin dilakukan setiap harinya,"imbuh Gusti Bagus Putra Pertama, dokter asli Kecamatan Sidemen ini.

Melalui kegiatan ini diharapkan kasus DBD bisa di minimalisir.

66 Desa di Karangasem Endemis DBD

Daerah endemis demam berdarah dengue (DBD) mencapai 66 desa, dari 78 desa/kelurahan di Karangasem.

Daerah yang endemis DBD tersebar di delapan Kecamatan di Karangasem, Bali.

Diantaranya Kecamatan Abang, Manggis, Karangasem, Sidemen, Rendang, Bebandem serta Kubu.

Kepala Dinas Keesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama menjelaskan, daerah dinyatakan endemis DBD karena ditemukan kasus DBD tiap tahun.

Sampai 18 Mei 2020 sekitar 11 Desa belum ditemukan kasus DBD.

Satu diantaranya Padang Bai, Sangkan Gunung, dan Ngis.

Ditambahkan, kasus DBD didaerah endemis bisa mncapai 5 - 10 kasus tiap tahun.

Seperti di Kelurahan Subagan, Kelurahan Karangasem, Bungaya, Lokasari, Ulakan, Manggis, Bugbug, Seraya Timur, Abang, Nawakerti, Tribuan, Culik, Labasari, Bunutan, Kubu, Tulamben, serta Tianyar.

"Untuk tekan jumlah daerah endemis DB, petugas dari dinkes akan melakukan upaya semaksimal mungkin. Satu diantaranya mengelar fogging, sosialisasi 3 M, dan terpenting gerakan serentak (gertak) pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang jadi prioritas utama,"kata Putra Pertama.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved